BRI Jadi Salah Satu Pilar Utama Pembiayaan 44 juta Pelaku UMKM Ultra Mikro
Suara.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mendorong agar peran BUMN dalam pembiayaan pelaku usaha ultra mikro dimaksimalkan guna meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Dalam acara Grand Launching The Gade Tower PT Pegadaian di Jakarta pada hari Selasa lalu, ia menginstruksikan agar Pegadaian, yang merupakan bagian dari holding ultra mikro bersama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha ultra mikro dan mendorong kemajuan sektor tersebut.
“Karena kita ingin juga masyarakat naik kelas dengan pembinaan di ekosistem ultra mikro, BRI, Pegadaian, dan PNM,” ujar Tiko.
Tiko menyebutkan holding ultra mikro sinergi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sebagai induk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah memberikan pembiayaan kepada 44 juta pelaku UMKM ultra mikro.
“Tentunya Kementerian (BUMN) terus mendorong kemajuan Pegadaian dalam konteks ultra mikro holding. Dari awal holding dibentuk, di mana saat ini sudah ada 44 juta yang masuk ultra mikro baik di Pegadaian, PNM, maupun BRI yang kita berikan akses ke finance, melalui Program Mekaar, KUR, dan KUR Syariah di Pegadaian dan sebagainya,” papar Tiko.
Selain itu, Tiko juga meminta agar PT Pegadaian memasifkan sosialisasi layanan menabung emas, apalagi salah satu BUMN tersebut akan memiliki layanan bank emas atau bullion service. Sering dengan mengupayakan izin dari pemerintah terkait layanan tersebut.
“Yang kedua Pegadaian bisa mensosialisasikan lagi emas sebagai aset kelas, karena di dunia yang sekarang geopolitik makin bergejolak, harga dollar bergejolak itu sebenarnya menyimpan emas paling aman, ini kita lagi dorong lagi, dan kita lagi menyelesaikan dengan pemerintah untuk ada izin bank bullion,” tutur Tiko.
Ia berharap, jika layanan bank emas telah ada di Pagadaian, masyarakat kembali menabung emas karena layanan tersebut bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi bisa dalam bentuk digital.
“Harapannya nanti masyarakat kembali lagi menabung emas tapi bukan dalam emas harus fisik, bisa dalam bentuk digital. Jadi untuk memastikan keamanan digital tadi kita punya standar internasional, jadi masyarakat tidak usah khawatir bahwa yang ditabung emas itu pasti emasnya terjamin aman. Dan itu hanya Pegadaian memang di Indonesia yang punya kemampuan untuk menyimpan emas,” ucap Tiko.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengatakan pihaknya mencatatkan kinerja yang positif hingga April 2024 yang didukung dengan peningkatan saldo uang pinjaman pegadaian pada kredit cepat aman (out standing loan/OSL) sebesar 20,6 persen year-on-year (yoy) dari Rp60,3 triliun menjadi Rp72,7 triliun.
Pencapaian ini juga didukung dengan adanya penurunan NPL (non-performing loan/kredit macet) dari 1,86 persen menjadi 1,26 persen pada kuartal I 2024 secara year on year.
Selain itu, Damar mengatakan laba bersih hingga di kuartal I 2024 mencapai Rp1,85 triliun. Ia optimistis tahun ini bisa mencetak laba bersih hingga Rp5 triliun.
“Dengan kondisi saat ini, strategi kami untuk di tahun 2024 ini tumbuh positif tapi dengan manajemen risiko yang baik, ditunjukkan dengan NPL kami yang kuartal I ini menurun dari 1,86 persen jadi 1,26 persen. Dan ini menunjukkan bahwa kualitas kredit kami disalurkan dengan baik dan moga-moga ke depannya juga tetap dibawah 2 atau sekitar 1,26 persen,” kata Damar.