BRI Jadi Bank Nomor Satu Penyalur KUR Terbesar di Kalimantan Selatan
Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan (OJK Kalsel) mencatat bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank di wilayah tersebut mencapai Rp3,65 triliun kepada 63.088 debitur selama triwulan III-2023.
Kepala OJK Provinsi Kalsel, Darmansyah berharap, realisasi KUR perbankan di masa mendatang dapat meningkat, khususnya dalam mencakup pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah unggulan yang ada di wilayah Banua.
OJK Provinsi Kalsel mencatat BRI menempati posisi pertama penyaluran KUR senilai Rp2,17 triliun kepada 48.459 debitur, diikuti Bank Kalsel sebesar Rp647 miliar kepada 5.204 debitur.
Peringkat ketiga ditempati Bank Mandiri sebesar Rp374 miliar kepada 4.123 debitur, disusul BNI mencapai Rp293 miliar kepada 1.745 debitur, dan BSI menduduki peringkat kelima dengan pencapaian sebesar Rp96 miliar kepada 1.245 debitur.
Untuk Bank Kalsel, Darmansyah menambahkan, berkomitmen mampu memenuhi Modal Inti Minimum (MIM) pada 2024 sebesar Rp3 triliun, sehingga diharapkan terus mengembangkan bisnis pada bidang perkreditan, dengan memprioritaskan UMKM lokal.
Secara umum, hingga November 2023, Darmansyah menyatakan bahwa sektor perbankan di Kalimantan Selatan tumbuh dengan baik, di mana intermediasi, likuiditas, dan risiko kredit berhasil dijaga dalam tingkat yang memadai.
Aset perbankan di Kalsel mengalami pertumbuhan sebesar 11,81 persen year on year (yoy) dan 25,48 persen year to date (ytd). Pertumbuhan kredit perbankan meningkat sebesar 11,06 persen yoy (6,70 persen ytd), terutama didorong oleh kredit investasi yang tumbuh 22,21 persen yoy.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2023 mencatat pertumbuhan sebesar 9,08 persen yoy (18,58 persen ytd) menjadi Rp82,59 triliun, terutama dipengaruhi oleh peningkatan deposito sebesar 22,50 persen yoy dan tabungan sebesar 7,68 persen yoy.
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 76,56 persen, dan tingkat kredit bermasalah (NPL) nett maupun gross masing-masing adalah 0,94 persen dan 2,42 persen.
Darmansyah juga menekankan bahwa kondisi tersebut menunjukkan bahwa sektor perbankan masih memiliki ruang untuk penyaluran kredit, sambil tetap menjaga kualitas kredit.
Dalam konteks ini, proporsi penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kalsel mencapai Rp22,9 triliun atau sekitar 36,33 persen dari total kredit, dengan risiko kredit yang tetap terjaga, sebagaimana tercermin dari rasio NPL gross kredit UMKM sebesar 3,24 persen hingga November 2023.
Berdasarkan sektor penyaluran kredit UMKM di Provinsi Kalsel, nilai tertinggi pada perdagangan besar, disusul pertanian, lalu jasa kemasyarakatan.
“Kita harapkan untuk tahun 2024 ini sektor perbankan bisa tumbuh lebih baik lagi,” kata dia, dikutip via Antara.