Ekonom BRI Beberkan Potensi Naiknya NPL di 2024
Suara.com - Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Anton Hendranata, menyampaikan keprihatinan terkait potensi peningkatan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada tahun 2024.
Meskipun tren NPL perbankan secara umum menurun, dia mencatat adanya peningkatan dalam kolektibilitas kredit kategori 2 (pengawasan khusus) dan kategori 3 (kurang lancar).
“Ada yang perlu hati-hati dalam melihat ini, tren NPL perbankan memang menurun. Namun ada tren kenaikan kolektabilitas 2 (kredit) dalam pengawasan khusus dan kolektivitas 3 (kredit) yang kurang lancar, yang cenderung meningkat,” ujar Anton dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024 yang ditulis Kamis (7/12/2023).
Peningkatan tersebut disebabkan oleh perlambatan ekonomi domestik yang berdampak pada penurunan pendapatan, yang dapat mengganggu kemampuan debitur untuk membayar.
Anton menekankan pentingnya strategi sektor perbankan untuk mengatasi situasi ini dan mencegah peningkatan NPL selanjutnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio NPL bersih perbankan pada Oktober 2023 sebesar 0,77 persen, dengan rasio NPL kotor sebesar 2,42 persen.
Anton juga mengingatkan perbankan untuk waspada terhadap pertumbuhan kredit yang mengalami perlambatan, karena sebagian pelaku usaha masih mengadopsi pendekatan "wait and see" sebelum mengambil kredit.
“Ini kalau strateginya salah di perbankan ya ujung-ujungnya nanti mendorong NPL naik. PR (pekerjaan rumah)-nya nanti di tahun depan gimana strateginya itu untuk menyiasati ini,” kata Anton.
Per Oktober 2023, penyaluran kredit mencatat pertumbuhan sebesar 8,99 persen secara tahunan (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan September 2023 sebesar 8,96 persen.
Sementara itu, "undisbursed loan" secara year to date (ytd) pada September 2023 meningkat sebesar 14,66 persen, dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 5,83 persen.