Infografis
Suara.com - Kompetisi sepak bola di Liga Belanda kembali memunculkan nama-nama pemain keturunan Indonesia yang potensial. Kali ini, sosok yang mencuat ialah Silver Hijnen, pemain muda yang disebut berhasil menggoda klub-klub besar di Liga Belanda.
Munculnya informasi soal latar belakang Silver Hijnen diunggah oleh akun Instagram @futboll.indonesiaa. Mereka membagikan beberapa catatan dari pesepak bola keturunan Indonesia yang kini berkarier di Belanda itu.
Mereka menyebut, pemain berusia 15 tahun ini mendapatkan darah keturunan Indonesia dari kakek dan nenek jalur ayah kandungnya. Kedua leluhurnya itu disebut-sebut berasal dari Surabaya, Jawa Timur.
“Silver adalah pesepak bola yang lahir di Belanda dari kedua orang tua yang lahir dan warga negara Belanda. Silver memiliki darah Indonesia dari Kakek dan Neneknya di sisi ayah kandung. Kakek dan neneknya berasal dari Surabaya,” tulis @fubtoll.indonesiaa.
Lantas, bagaimana rekam jejak Silver Hijnen selama berkarier di Belanda? Apakah dia termasuk sebagai salah satu pemain keturunan potensial yang harus segera ditindaklanjuti oleh PSSI? Berikut Suara.com menyajikan ulasannya.
Mengenal Silver Hijnen
Silver Hijnen saat ini tercatat sebagai penggawa tim junior Excelsior Rotterdam. Karena usianya, pemain kelahiran Schiedam, Belanda, itu bergabung dengan skuad junior, tepatnya di Excelsior Rotterdam U-15.
Sebelum bergabung dengan Excelsior Rotterdam, Silver awalnya sempat menimba ilmu bersama sejumlah klub amatir di daerahnya. Dia sering berpindah-pindah klub ketika mengasah bakat dan kemampuannya.
“Silver Hijnen memulai bermain sepakbola di klub yang tidak jauh dari rumahnya, dari satu klub amatir ke klub amatir lainnya,” tulis akun @futboll.indonesiaa, yang kerap membahas pemain-pemain keturunan di luar negeri.
Baca Juga: Calvin Verdonk: Itu Membuat Saya Sulit Beradaptasi
Setelah bertahun-tahun berlatih, bakat Silver akhirnya terendus oleh para pemandu bakat aliat talent scouting. Kabarnya, ketika itu kemampuannya sukses mencuri minat beberapa klub besar di Negeri Kincir Ingin.
