Infografis
Suara.com - Persaingan untuk menjadi pelapis Maarten Paes di Timnas Indonesia makin ketat.
Dua nama yang mencuat belakangan ini adalah Kayne Van Oevelen dan Cyrus Margono.
Keduanya merupakan kiper berdarah Indonesia yang bermain di Eropa, namun nilai pasar dan statistik keduanya cukup berbeda.
Dari sisi harga, Kayne Van Oevelen jelas unggul jauh. Kiper milik FC Volendam ini memiliki nilai pasar €350 ribuatau sekitar Rp6,08 miliar, sementara Cyrus Margono yang sempat mengalami career break hanya bernilai €50 ribu atau sekitar Rp869,08 juta.
Selisih ini mencerminkan perbedaan ekspektasi dan performa mereka di klub masing-masing.
Secara statistik musim ini, Kayne tampil jauh lebih stabil. Ia sudah bermain sebanyak 32 kali untuk FC Volendam, mencatatkan total 2.880 menit bermain.
Sementara itu, Cyrus baru mengoleksi 10 penampilan bersama KF Dukagjini di Liga Kosovo dengan total 930 menit.
Ini menunjukkan bahwa Kayne lebih dipercaya sebagai kiper utama dan memiliki konsistensi lebih baik sepanjang musim.
Meski Cyrus memiliki postur tinggi dan sempat digadang-gadang sebagai kiper masa depan Timnas, absennya dia dari kompetisi selama career break membuat grafik kariernya sedikit tertinggal dibanding Kayne yang terus aktif di liga yang lebih kompetitif.
Baca Juga: Persaingan Sengit! Kiper Jangkung Keturunan Surabaya Dikabarkan Siap Gabung Timnas Indonesia
Melihat dari data dan performa terbaru, Kayne Van Oevelen tampak lebih siap secara fisik dan mental untuk mengemban peran sebagai pelapis Maarten Paes.
Ia lebih konsisten bermain dan memiliki nilai pasar yang mencerminkan kestabilannya.
Namun, dengan usia muda dan potensi yang masih besar, Cyrus tetap patut dipertimbangkan untuk masa depan.
Tapi untuk saat ini, Kayne Van Oevelen tampaknya lebih layak dijadikan kiper kedua di Timnas Indonesia.
Profil Kayne van Oevelen
Nama Kayne van Oevelen belakangan mencuri perhatian publik sepak bola Tanah Air. Penjaga gawang muda berusia 21 tahun ini ternyata memiliki garis keturunan Indonesia, yang membuka peluang baginya untuk memperkuat Timnas Garuda di masa depan.
Lahir di Zaandam, Belanda, pada 7 Agustus 2003, Kayne membawa darah Indonesia dari neneknya yang berasal dari Surabaya.
Meski neneknya adalah warga negara Belanda, ia lahir dan besar di Indonesia pada masa Hindia Belanda. Secara historis, latar belakang ini menjadikan sang nenek tergolong sebagai Blijvers—kategori yang juga melekat pada Maarten Paes, kiper Timnas Indonesia saat ini.
Performa Kayne di musim 2024/2025 membuatnya kian diperhitungkan di sepak bola Eropa. Saat ini ia membela FC Volendam, klub yang tengah bersaing untuk promosi ke kasta tertinggi Liga Belanda. Andai FC Volendam berhasil naik ke Eredivisie, nama Kayne diprediksi akan semakin bersinar.
Bahkan, dua klub raksasa Eredivisie, Ajax Amsterdam dan PSV Eindhoven, dikabarkan tengah memantau perkembangan sang kiper. Ketertarikan dari tim-tim besar ini tentu menjadi sinyal kuat bahwa Kayne memiliki potensi besar untuk menjadi penjaga gawang top masa depan.
Namun, perjalanan karier Kayne tidak terjadi dalam semalam. Ia memulai langkahnya dari level bawah bersama klub-klub kecil, mulai dari OFC Oostzaan pada 2012, kemudian FC Purmerend (2012–2013), Purmersteijn (2013–2015), HVV Hollandia (2015–2018), dan akademi muda AFC Amsterdam (2018–2021). Proses panjang itu akhirnya membuahkan hasil ketika ia direkrut FC Volendam U-21 pada pertengahan 2021.
Hanya dalam dua tahun, ia sukses menembus skuad senior FC Volendam dan tampil mengesankan di kompetisi Eerste Divisie musim ini.
Konsistensi dan kerja kerasnya pun mulai membuka jalan untuk tampil di level internasional, termasuk kemungkinan membela Timnas Indonesia jika proses naturalisasi berjalan lancar.
Dengan usia muda, pengalaman kompetitif di Eropa, dan darah Indonesia dalam dirinya, Kayne van Oevelen menjadi salah satu prospek menarik yang patut diikuti kiprahnya oleh para pencinta sepak bola nasional.
Kontributor : Imadudin Robani Adam
