Suara.com - Sektor lini tengah Timnas Indonesia saat ini praktis bertumpu kepada Thom Haye. Ia jadi jenderal di lapangan tim Garuda. Sebenarnya ada satu sosok pemain keturunan Indonesia yang bisa dipantau oleh PSSI.
Pemain keturunan Indonesia itu ialah Djenahro Nunumete. Gaya main Nunumete cukup unik dan jarang dimiliki pesepak bola lain di dunia.
Djenahro Nunumete merupakan pemain berkaki kidal yang memiliki kelincahan di lapangan tengah. Cukup jarang pesepak bola dengan kaki kidal. Salah satu pemain berkaki kidal ialah Lionel Messi, Diego Maradona dan Roberto Carlos.
Posisi idealnya ialal gelandang tengah namun bisa juga ditempatkan sebagai seorang winger.
Peran Numumete bak gelandang pengangkut air, tugas utamanya ialah memotong alur serangan lawan, merebut bola dan menciptakan skema serangan baru di lapangan tengah.
Jika ia berduet dengan Thom Haye, Timnas Indonesia tentu saja sangat dominan di lapangan tengah.
Djenahro Nunumete musim ini bermain untuk klub FC Emmen di Keuken Kampioen Divisie. Nunumete baru bergabung ke FC Emmen pada Juli 2024.
Meski jadi pemain baru, Nunumete yang masih berusia 23 tahun ini sudah tembus skuat utama. Musim ini, ia sudah melakoni 24 pertandingan dengan 1 gol serta 1 assist.
"Djenahro adalah pemain kidal yang serba bisa, yang dapat bermain di lini tengah dan berbagai posisi di sisi kiri," kata dirtek FC Emmen, Nico Haak seperti dilansir dari emmen.nieuws, Minggu (20/4).
Baca Juga: Pilihan Sulit Pemain Keturunan: Bela Timnas Indonesia atau Jerman?
"Ia menonjol dengan keterampilan dan kelincahannya, kami ingin ia berkembang bersama kami," tambahnya.
Sebelum bergabung dengan FC Emmen, Nunumete menghabiskan kariernya di klub Heerenveen. Di tim utama Heerenveen, Nunumete melakoni 5 pertandingan.
Dim tim U-21 Heerenveen, Nunumete lebih berkembang dengan menciptakan 6 gol dan 3 asisst dari 32 pertandingan.
"Saya telah menjalani beberapa tahun yang luar biasa di sini (Heerenveen)," kata Nunumete.
"Saya telah berkembang pesat di sini sebagai pribadi dan sebagai pemain. Secara fisik, teknis, dan tentu saja mental," sambung pemain yang memiliki garis keturunan Maluku ini.
"Anda mengalami banyak hal di dunia sepak bola dan Anda harus kuat secara mental," tegasnya.
Menariknya, Nunumete mengawali karier sepak bola di akademi Ajax. Ia satu angkatan dengan Ryan Gravenberch dan Kenneth Taylor.
Numumete memiliki kans untuk jadi rissing star di Belanda. Saat ini Djenahro Nunumete berada di naungan agensi SeiSei Football.
Agensi ini juga menaungi pemain seperti Million Manhoef yang disebut-sebut juga pemain keturunan Indonesia.
Reaksi Publik Belanda soal Naturalisasi
Kebijakan naturalisasi PSSI yang menyasar sejumlah pemain di Belanda rupanya mematik reaksi dari publik di sana. Sejumlah netizen Belanda mulai tunjukkan reaksi negatif.
Terbaru, PSSI disebut tengah merayu pemain pinjaman Ajax, Tristan Gooijer. Laporan dari VoetbalPrimeur, Senin (31/3), Gooijer besar kemungkinan akan menerima tawaran PSSI untuk jadi WNI dan membela Timnas Indonesia.
"PSSI telah menghubungi Tristan Gooijer. Negara Asia itu berharap dapat meyakinkan pemain Ajax yang dipinjamkan ke PEC Zwolle musim ini, untuk bermain membela Timnas Indonesia yang dilatih oleh Patrick Kluivert," ulas VoetbalPrimeur.
"Diskusi pertama dengan perwakilan PSSI telah dilakukan. Negara Asia ini berharap dapat meyakinkan Gooijer untuk membela Timnas Indonesia di masa mendatang,"
Kabar ini mematik komentar negatif netizen Belanda. Mereka meminta Gooijer untuk menolak tawaran dari Indonesia karena ia bisa menembus tim senior Belanda.
"Jika saya itu dia (Gooijer), saya akan menolaknya. Musim depan, ia akan menjadi pemain pengganti Ajax sebanyak 3 kali dan ia akan masuk ke tim nasional Belanda," tulis salah satu netizen di pemberitaan VoetbalPrimeur.
"Sayangnya Branco van de Boomen belum menerima panggilan. Hal ini juga berlaku untuk Axel Dongen, Jay Gorter, dll, hmmm," sindir netizen lainnya.
Sekedar informasi, nama-nama pemain yang disebutkan merupakan pemain Ajax yang tengah bersinar bersama tim junior.
"Saya benar-benar ingin tahu apa yang dipikirkan rata-rata penggemar sepak bola Indonesia tentang ini semua? Apakah mereka memuji hal tersebut karena peningkatan kualitas ataukah mereka secara diam-diam menganggap ini semua kebijakan aneh?" sambung netizen lainnya.