Benarkah Pemain Korea Utara U-17 Gacor Bantai Timnas Indonesia karena Takut Dieksekusi Kim Jong Un?

Selasa, 15 April 2025 | 15:24 WIB
Benarkah Pemain Korea Utara U-17 Gacor Bantai Timnas Indonesia karena Takut Dieksekusi Kim Jong Un?
Benarkah Pemain Korut U-17 Gacor Bantai Timnas Indonesia karena Takut Diseksekusi Kim Jong Un (kolase/AFC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Timnas Indonesia U-17 harus menerima kenyataan pahit usai dihajar tanpa ampun oleh Korea Utara U-17 dengan skor telak 0-6 dalam laga perempat final Piala Asia U-17 2025. Kekalahan ini terjadi di King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Senin malam, 14 April 2025 waktu Indonesia Barat, dan menjadi sorotan publik sepak bola nasional.

Kemenangan Korea Utara bukan hanya menyakitkan dari segi skor, tetapi juga menjadi bukti kesenjangan kualitas yang mencolok antara kedua tim.

Meskipun Indonesia datang sebagai juara Grup C dengan rekor sempurna, permainan disiplin dan taktis yang diperagakan Korea Utara membuat Garuda Muda tak berdaya sejak menit awal.

Pada pertandingan ini, enam gol dicetak oleh enam pemain berbeda dari tim Korea Utara, yakni Choe Song-hun (7’), Kim Yu-jin (11’), Ri Kyong-bong (48’), Kim Tae-guk (60’ lewat penalti), Ri Kang-rim (61’), dan Pak Ju-won (77’).

Statistik menunjukkan dominasi total dari wakil Asia Timur tersebut, yang mencatatkan 70,1 persen penguasaan bola dan total 11 tembakan dengan enam di antaranya berbuah gol. Sebaliknya, Indonesia hanya mampu membuat dua tembakan tanpa satu pun yang mengarah ke gawang.

Kekalahan ini menjadi kekalahan terbesar Timnas Indonesia U-17 dalam ajang resmi sejak di bawah komando pelatih Nova Arianto. Sebelumnya, hasil terburuk dicatat saat dikalahkan Skotlandia 1-6 di ajang uji coba Pinatar Supercup 2024 di Spanyol.

Namun, kekalahan dari Korea Utara terasa jauh lebih menyakitkan karena datang di fase gugur turnamen resmi dan setelah rangkaian performa apik di babak grup.

Sebelum perempat final, Garuda Muda sukses menumbangkan Korea Selatan 1-0, melibas Yaman 4-1, dan mengalahkan Afghanistan 2-0.

Korea Utara tampil spartan saat hadapi Indonesia. (the-afc.com)
Korea Utara tampil spartan saat hadapi Indonesia. (the-afc.com)

Catatan impresif ini membangun ekspektasi tinggi publik terhadap peluang Indonesia di turnamen ini.

Baca Juga: Dear Netizen! Setop Hakimi Timnas Indonesia U-17

Sayangnya, harapan itu pupus oleh strategi disiplin dan tekanan intens dari skuad muda Korea Utara.

Di media sosial, sejumlah reaksi bermunculan menanggapi hasil buruk ini. Salah satu akun menyebut bahwa para pemain Korea Utara seolah bermain seperti mempertaruhkan nyawa, menggambarkan betapa serius dan gigihnya mereka di atas lapangan.

“Anak-anak Korut ini taruhannya nyawa, makanya gacor amat. Tanpa ampun membantai Garuda Muda, daripada dibantai sendiri oleh Kim Jong-un. Indonesia 0-5 Korea Utara,” tulis akun @Titipan_Mafia.

Meski nada tersebut bernuansa satire dan tidak berdasar fakta resmi, tetap saja mencerminkan betapa mengesankannya performa tim dari negara tertutup tersebut.

Netizen pun yakin pembinaan sepak bola Korea Utara sangat ketat dan bagus.

"Kalo memang korut begitu, pastinya badan mereka kurus2, nyatanya mereka bergizi dan kuat2,apa ini hanya propaganda barat aja, contoh China yg nyatanya lebih modern dari barat sendiri," tulis komentar netizen @Hud*** di postingan itu.

Dari sisi teknis, kekalahan telak ini memperlihatkan masih lemahnya Indonesia dalam aspek fundamental seperti transisi bertahan, koordinasi antarlini, hingga efektivitas serangan.

Tidak ada tekanan berarti ke jantung pertahanan lawan, sementara lini belakang Garuda Muda terlalu mudah ditembus dengan kombinasi cepat pemain Korea Utara.

Korea Utara sendiri bukan tim asing dalam kancah usia muda Asia. Mereka dikenal memiliki sistem pembinaan yang keras dan terstruktur.

Meski jarang terekspos secara publik, tim muda mereka acap kali tampil mengejutkan di turnamen-turnamen AFC. Tak heran jika mereka mampu menampilkan performa solid yang menjungkalkan tim-tim favorit.

Bagi Indonesia, ini adalah momen penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh, bukan hanya dari sisi teknis di lapangan, tetapi juga dari sistem pengembangan usia muda secara keseluruhan.

Pencapaian lolos ke perempat final dan Piala Dunia U-17 2025 tetap patut diapresiasi, namun kekalahan telak ini juga menjadi alarm keras bahwa perjalanan untuk bersaing di level elite Asia masih panjang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI