Latihan Ekstrem Pemain Korut Lawan Timnas U-17: Tempaan Fisik Brutal dan Cuci Otak?

Galih Prasetyo
Latihan Ekstrem Pemain Korut Lawan Timnas U-17: Tempaan Fisik Brutal dan Cuci Otak?
Latihan Berat Pemain Korut: Tempaan Fisik Brutal dan Cuci Otak? [nknews]

Timnas Indonesia U-17 akan menghadapi Korea Utara (Korut) di babak perempat final Piala Asia U-17 2025. Korut dikenal sebagai tim yang andalkan kekuatan fisik.

Menurut Jung Woo Lee kepada DW, olahraga internasional termasuk sepak bola dipandang pemerintah Korut sebagai cara untuk tunjukkan kedaulatan dan eksistensi.

"Olahraga internasional adalah salah satu cara untuk menunjukkan kedaulatan, eksistensi dan identitas mereka kepada komunitas internasional,"

"Bagi mereka, menjadi kesempatan sangat penting untuk mengibarkan bendera mereka di pertandingan internasional di depan khalayak," ujarnya.

"Di saat yang sama, di dalam negeri, rezim Korut sering gunakan olahraga sebagai alat propaganda untuk mengagungan para pemimpin mereka dan juga betapa hebatnya negara mereka," papar Jung Woo Lee.

Baca Juga: Timnas U-17 Dibantai 6 Gol, Warganet Uzbekistan: Kalian Melawan Korea Utara U-23 Hari Ini!

Lebih lanjut, Jung Woo Lee membocorkan jika sepak bola di kelompok umur negara-negara lain ditujukan untuk bersenang-senang, hal itu tak terjadi di Pyongyang.

"Di Korea Utara, jika Anda berusia 13-14 tahun, mereka mengikuti pelatihan yang sangat displin, sangat sistematis, dan sangat profesional," jelasnya.

Bahkan khusus untuk tim sepak bola wanita, Korut mendirikan Sepak Bola Internasional Pyongyang yang menjadi kawah candradimuka gadis-gadis Korut untuk jadi pemain profesional.

Faktanya, tim sepak bola wanita Korea Utara jadi salah satu kekuatan di dunia. Berbeda memang dengan tim putra mereka.

Terlepas dari perbedaan prestasi itu, masih menurut Jung Woo Lee. Tempaan fisik ekstrem biasa dihadapi oleh pemain-pemain muda Korut.

Baca Juga: Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37

"Saya melihat beberapa laporan tentang metode pelatihan di Korut. Di bawah rezim ini, mereka melakukan apa pun yang bisa dilakukan, bahkan jika si pemain kelelahan fisik,"