Suara.com - Oxford United kembali harus menelan hasil pahit di kompetisi Championship setelah tumbang dari Queens Park Rangers (QPR) di kandang sendiri, Stadion The Kassam. Kekalahan ini menjadi sorotan, terutama karena salah satu gol QPR berasal dari kesalahan pemain Oxford, Ole Romeny, yang justru membobol gawang timnya sendiri.
Insiden ini terjadi dalam pertandingan yang digelar hanya beberapa hari setelah Romeny pulang dari tugas internasional bersama Timnas Indonesia. Sang pemain baru saja menjalani laga FIFA Matchday menghadapi Australia dan Bahrain. Setelah kembali ke Inggris, ia langsung diikutsertakan dalam beberapa pertandingan oleh pelatih Gary Rowett.
Sejak kembali dari perjalanan internasionalnya, Romeny memang belum menunjukkan performa optimal. Hal ini terlihat saat dirinya hanya menjadi pemain cadangan dalam laga melawan Middlesbrough, di mana ia baru dimasukkan menjelang laga usai, tepatnya pada menit ke-83.
Kondisi fisiknya disebut belum sepenuhnya bugar akibat padatnya agenda internasional dan keterlambatan penerbangan.
Namun, sang pelatih tetap memberikan kepercayaan dengan menjadikannya starter saat Oxford menumbangkan Sheffield United. Romeny bermain selama 67 menit dalam laga tersebut.
Sayangnya, saat menghadapi QPR, ia kembali masuk sebagai starter, tetapi hanya bertahan satu babak setelah melakukan kesalahan fatal yang membuat Oxford tertinggal.
Pelatih Gary Rowett menilai bahwa keputusan untuk menarik Romeny di babak kedua bertujuan menyuntikkan energi baru ke lini serang. Menurut Rowett, kondisi Romeny tidak dalam level kebugaran terbaik akibat aktivitas bersama tim nasional.
Oleh karena itu, keputusan untuk memasukkan Tyler Goodhram sebagai pengganti dinilai memberikan fleksibilitas taktis yang dibutuhkan tim.

“Saya pikir Tyler mungkin akan memberi kami sedikit lebih banyak energi. Saya bisa saja mengganti beberapa pemain, tetapi Ole melakukan tugas internasional dan kembali, dan absen di pertandingan pertama, karena penerbangannya. Saya pikir dia tidak dalam kondisi terbaiknya,” beber Rowett.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-17 Tampil Tajam dan Solid: Warisan Taktik STY yang Disempurnakan Nova Arianto?
“Kami butuh sedikit percikan. Saya pikir kami mendapatkannya, dan jika Anda memikirkan perubahan selanjutnya, memasukkan Tyler, kami tahu itu memberi kami sedikit fleksibilitas dalam sistem. Itulah salah satu alasan mengapa saya melakukannya.”
Kekalahan dari QPR membuat posisi Oxford United makin terancam di papan bawah klasemen. Tim kini berupaya keras menghindari zona degradasi yang semakin mendekat.
Ole Romeny dan rekan-rekannya dituntut untuk segera bangkit, terutama dalam laga berat berikutnya melawan Sheffield Wednesday yang akan digelar di Stadion Hillsborough pada Sabtu (12/4) malam WIB.
Situasi ini juga menjadi refleksi akan tantangan yang dihadapi pemain muda yang membela tim nasional, terutama ketika harus kembali ke klub dengan jadwal padat.
Perjalanan lintas negara, perubahan zona waktu, dan tekanan fisik menjadi faktor signifikan yang bisa memengaruhi performa di level klub.
Ole Romeny, yang kini mulai akrab dengan Timnas Indonesia, masih dalam proses adaptasi penuh baik secara teknis maupun mental.
Meski terlahir dan berkarier di Inggris, keputusan membela skuad Garuda membawa tanggung jawab besar di level internasional yang tidak ringan. Tekanan dari dua sisi — klub dan negara — bisa menjadi ujian serius bagi konsistensi performanya.
Bagi Oxford United, fokus kini adalah bagaimana menjaga stabilitas performa tim di sisa musim. Pelatih Gary Rowett kemungkinan besar akan melakukan rotasi cermat untuk menjaga kebugaran skuad, termasuk bagi pemain yang baru saja menjalani tugas internasional.
Kekalahan dari QPR membuat posisi Oxford United makin terancam di papan bawah klasemen. Tim kini berupaya keras menghindari zona degradasi yang semakin mendekat. Romeny dan rekan-rekannya dituntut untuk segera bangkit, terutama dalam laga berat berikutnya melawan Sheffield Wednesday yang akan digelar di Stadion Hillsborough pada Sabtu (12/4) malam WIB.