Suara.com - Dua gelandang keturunan dikabarkan sedang dilobi PSSI, mereka adalah Laurin Ulrich dan Finn Dicke.
Bagaimana prospek dua pemain keturunan Indonesia ini yang diproyeksi untuk memperkuat skuad Garuda.
Laurin Ulrich merupakan pemain yang punya prospek potensial untuk masa depan.
Saat ini, ia bermain untuk tim satelit Stuttgart yang mentas di kasta kedua Liga Jerman.
Sejauh musim ini, ia sudah tampil dalam 12 pertandingan dengan sumbangan tiga gol dan lima assist.
![Bisa Bela Timnas Indonesia? Laurin Ulrich: Saya Menantikan Tantangan [Tangkap layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/03/25872-laurin-ulrich.jpg)
Laurin Ulrich juga sudah beberapa kali mendapatkan panggilan ke timnas Jerman kelompok umur.
Nah, dengan potensinya tersebut, pemain berusia 20 tahun tersebut punya nilai pasar yang tinggi.
Menurut data Transfermarkt, Laurin Ulrich punya nilai pasar Rp17,38 miliar.
Di sisi lain, Finn Dicke juga merupakan pemain keturunan Indonesia yang potensial.
Baca Juga: Asal Usul Darah Keturunan Laurin Ulrich? Gelandang Tajam Timnas Jerman Eligible untuk Indonesia
Saat ini dirinya bermain di klub Liga 2 Belgia, yaitu SK Beveren.
Namun statusnya di klub Belgia itu hanya pinjaman karena tim aslinya adalah Estoril Praia dari Portugal.
Berbeda dari Laurin Ulrich, Finn Dicke merupakan gelandang bertahan.
Pemain 20 tahun tersebut juga bisa tampil sebagai bek tengah, sehingga aspek defensifnya terbilang mumpuni.
Dengan usianya yang masih muda, Finn Dicke juga punya nilai pasar tinggi.
Meski begitu, nilai pasar Finn Dicke masih kalah dari Laurin Ulrich.

Finn Dicke punya harga pasar sebesar Rp6,08 miliar.
Nah, dua gelandang keturunan tersebut juga tak kalah dari beberapa gelandang dari timnas Indonesia senior.
Misalnya Joey Pelupessy (Rp5,21 miliar), Ricky Kambuaya (Rp4,78 miliar), dan Marselino Ferdinan (Rp5,21 miliar).
Hanya Thom Haye yang berada jauh di atas, dengan nilai pasar Rp26,07 miliar.
Terlepas dari itu, melansir dari Instagram @futboll.indonesiaa, darah Indonesia Laurin Ulrich berasal dari kakeknya.
"Ayah kandung Laurin akhirnya juga menjawab pesan kami dan memberikan kabar kebenaran bahwa kakeknya Laurin (ayah dari ayahnya laurin) benar lahir di Indonesia tepatnya di kota Surabaya," tulis laporan tersebut.
"Kakek Laurin lahir di surabaya tahun 1941. Pada saat perang terjadi di Indonesia, kakek nya pergi ke Belanda di tahun 1945 bersama ibunya (waktu kakek masih kecil)."
"Dan tinggal di belanda beberapa waktu saja selanjutnya pindah ke Jerman dan menetap di jerman. Kakeknya masih memiliki keluarga di Belanda hingga sekarang," sambung laporan itu.
Sedangkan Finn Dicke punya darah Indonesia Finn Dicke berasal dari pihak ayahnya.
"Finn Dicke merupakan pemain sepak bola dari Belanda yang mempunyai darah Indonesia dari nenek sisi ayahnya," tulis laporan tersebut.
"Ibu dari sisi ayahnya (neneknya) kelahiran Jakarta," sambung laporan itu.
Usianya baru menginjak 20 tahun, tapi sudah berpengalaman di sepak bola profesional.
Finn Dicke lahir di Den Haag dan kini masih memegang paspor Belanda.
Karier sepak bolanya dimulai dari akademi ADO Den Haag hingga bisa main di tim senior pada musim 2021/2022 lalu.
Namun pada akhirnya, pemain yang memiliki postur 1,89 meter tersebut pindah ke klub Portugal Estoril Praia.
Untuk mengembangkan performanya, Finn Dicke kemudian dipinjamkan ke SK Beveren yang mentas di kasta kedua Liga Belgia.