Namun statusnya di klub Belgia itu hanya pinjaman karena tim aslinya adalah Estoril Praia dari Portugal.
Berbeda dari Laurin Ulrich, Finn Dicke merupakan gelandang bertahan.
Pemain 20 tahun tersebut juga bisa tampil sebagai bek tengah, sehingga aspek defensifnya terbilang mumpuni.
Dengan usianya yang masih muda, Finn Dicke juga punya nilai pasar tinggi.
Meski begitu, nilai pasar Finn Dicke masih kalah dari Laurin Ulrich.

Finn Dicke punya harga pasar sebesar Rp6,08 miliar.
Nah, dua gelandang keturunan tersebut juga tak kalah dari beberapa gelandang dari timnas Indonesia senior.
Misalnya Joey Pelupessy (Rp5,21 miliar), Ricky Kambuaya (Rp4,78 miliar), dan Marselino Ferdinan (Rp5,21 miliar).
Hanya Thom Haye yang berada jauh di atas, dengan nilai pasar Rp26,07 miliar.
Baca Juga: Asal Usul Darah Keturunan Laurin Ulrich? Gelandang Tajam Timnas Jerman Eligible untuk Indonesia
Terlepas dari itu, melansir dari Instagram @futboll.indonesiaa, darah Indonesia Laurin Ulrich berasal dari kakeknya.