Saat ini, Finn dikontrak oleh klub Portugal Estoril Praia, namun tengah menjalani masa peminjaman ke klub Belgia, SK Beveren.
Di musim ini, Finn telah bermain dalam 15 laga dan mencetak dua assist. Sebagai gelandang bertahan, ia dikenal punya kemampuan distribusi bola dan duel udara yang baik, apalagi dengan tinggi badan mencapai 1,89 meter.
Fenomena pemain keturunan semakin sering menghiasi perjalanan sepak bola Indonesia. Dengan latar belakang nenek dari Jakarta, Finn Dicke bisa menyusul jejak pemain-pemain seperti Ivar Jenner dan Rafael Struick yang sudah terlebih dahulu bergabung dengan Timnas Indonesia melalui jalur keturunan.
Asal-usul Finn Dicke menjadi simbol dari diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Meskipun ia besar di Eropa dan memiliki kewarganegaraan Belanda, akar identitas dari keluarga ayahnya membuka jalan bagi keterhubungan kembali dengan tanah leluhurnya.
Nilai Pasar Tinggi, Saingi Pemain Timnas Senior

. (Instagram/@finndicke24)
Tak hanya keturunan yang menarik, nilai pasar Finn Dicke juga menambah daya tariknya. Menurut Transfermarkt, pemain ini memiliki nilai pasar Rp6,08 miliar.
Angka ini bahkan mengungguli beberapa gelandang Timnas senior seperti Joey Pelupessy (Rp5,21 miliar), Ricky Kambuaya (Rp4,78 miliar), dan Marselino Ferdinan (Rp5,21 miliar). Hanya Thom Haye yang berada jauh di atas, dengan nilai pasar Rp26,07 miliar.
Nilai pasar yang tinggi menjadi indikasi bahwa Finn Dicke bukan sekadar prospek biasa, melainkan memiliki potensi besar jika dibina secara maksimal, termasuk oleh Timnas Indonesia.
Baca Juga: 2 Tim Raih Hasil Sempurna di Fase Grup Piala Asia U-17 2025, Termasuk Timnas Indonesia U-17