“Sayangnya noah dan ibunya sudah tidak punya paspor indonesia, hanya paspor Belanda,” tulis akun @futboll.indonesiaa.
“Noah bermain sepakbola sejak usia 5 tahun dan bermain di klub CSV28 dari usia 5 tahun hingga sekarang. Noah terbuka membela Tim Nasional Indonesia jika dibutuhkan,” lanjut keterangan dari akun tersebut.
Bisa Jadi Tambahan Amunisi untuk Piala Dunia U-17
Dengan postur menjulang, teknik dasar yang baik, serta pengalaman bermain sejak usia dini di Belanda, Noah Steenbergen memiliki semua potensi untuk menjadi pemain kunci di lini depan Timnas Indonesia U-17.
Keunggulan fisiknya memberikan keuntungan besar dalam duel udara maupun saat menahan bola di kotak penalti lawan.
Nova Arianto, sebagai pelatih kepala Timnas U-17, tentu perlu mencermati perkembangan pemain-pemain diaspora seperti Noah. Kehadiran pemain keturunan dengan kualitas Eropa bisa memperkaya taktik permainan Garuda Muda dan meningkatkan daya saing tim di ajang internasional seperti Piala Dunia U-17 2025.
Meski proses naturalisasi bukan hal yang mudah, terutama karena Noah dan ibunya tidak lagi memegang paspor Indonesia, peluang tetap terbuka. Apalagi, Noah sendiri menyatakan kesediaannya untuk membela merah putih, sebuah sinyal yang seharusnya ditanggapi serius oleh federasi.
Langkah awal yang bisa diambil adalah membangun komunikasi langsung antara pihak PSSI dan keluarga Noah. Jika diperlukan, pemetaan secara menyeluruh terhadap pemain diaspora lain juga dapat dilakukan, mengingat Piala Dunia U-17 adalah ajang prestisius yang bisa menjadi batu loncatan bagi generasi muda sepak bola Indonesia.
Jika akhirnya berhasil bergabung, Noah Steenbergen bukan hanya menjadi "tambahan amunisi" biasa, tapi juga bisa menjadi simbol kolaborasi kekuatan lokal dan diaspora untuk membentuk skuad yang tangguh dan berdaya saing tinggi di level dunia.
Baca Juga: Bapak Abdi Negara, Anak Jadi Bintang Timnas U-17: Latar Belakang Evandra 'Xavi' Florasta
Biodata Noah Steenbergen