Kecepatannya saat overlap kerap menyulitkan lawan, dan di laga pembuka, ia mencatatkan namanya di papan skor sebagai pencetak gol pembuka. Kemampuannya dalam duel satu lawan satu menjadi nilai tambah yang membuatnya layak diwaspadai.
Lini belakang Yaman dipimpin oleh kapten mereka, Mohammed Al-Garash, pemain bernomor 5 yang berperan vital dalam menjaga stabilitas pertahanan.
Ia memiliki ketenangan luar biasa saat mengeksekusi penalti dan merupakan sosok pemimpin yang mampu mengatur ritme permainan dari lini belakang. Ketangguhannya menjadi tembok kokoh yang tak mudah ditembus.
Secara taktik, Yaman U-17 memainkan gaya sepak bola yang modern. Mereka mengandalkan transisi cepat dari bertahan ke menyerang, serta pressing tinggi yang bisa menekan lawan sejak area pertahanan lawan.
Gaya bermain ini menyulitkan banyak tim, terlebih jika lawan tidak mampu menjaga ketenangan dan membangun serangan dengan rapi.
Bagi Indonesia, mengatur tempo permainan dan menghindari tekanan di lini tengah akan menjadi strategi utama. Mampu keluar dari tekanan awal Yaman bisa membuka ruang bagi serangan balik yang efektif.
Tim asuhan pelatih Indonesia perlu mewaspadai serangan dari sisi sayap serta menjaga koordinasi antarlini agar tidak mudah terbuka.
Dalam konteks turnamen, pertandingan ini bisa menjadi penentu kelolosan ke babak perempat final.
Dengan hanya dua tim teratas dari masing-masing grup yang akan lolos otomatis, setiap poin menjadi krusial. Apalagi dengan selisih gol yang bisa menjadi penentu jika poin akhir sama.
Baca Juga: 3 Pemain Kunci Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Yaman
Maka dari itu, laga melawan Yaman bukan hanya soal adu strategi, tetapi juga adu ketahanan mental. Kedua tim sama-sama membawa modal kemenangan, dan siapa yang lebih siap menghadapi tekanan, dialah yang kemungkinan besar keluar sebagai pemenang.