Sebaliknya, Fortuna hanya mampu melepaskan enam tembakan dengan satu saja yang benar-benar membahayakan gawang lawan.
Dari segi distribusi bola, kedua tim juga menunjukkan permainan yang cukup berimbang. FC Twente tercatat melakukan 387 operan selama pertandingan, hanya sedikit lebih banyak dibanding Fortuna Sittard yang membukukan 364 operan.
Statistik ini memperlihatkan bahwa pertandingan tidak didominasi sepenuhnya oleh salah satu tim, dan hasil imbang yang terjadi mencerminkan jalannya laga yang ketat dan kompetitif.
Sementara itu, komposisi pemain dalam laga ini turut menjadi sorotan. FC Twente tampil dengan formasi 4-2-3-1 yang menjadi andalan pelatih Joseph Oosting.
Posisi penjaga gawang diisi oleh Lars Unnerstall, sementara empat bek diisi oleh Mees Hilgers, Joshua van Rooij, Gustaf Lagerbielke, dan Gijs Smal Kuipers. Untuk lini tengah, dua gelandang bertahan dipercayakan kepada Michal Sadilek dan Vlap, dengan tiga gelandang serang di depan mereka yakni Rots, Ltaief, dan Steijn.
Di lini depan, Unuvar menjadi ujung tombak serangan FC Twente.
Di sisi lain, Fortuna Sittard juga menggunakan formasi yang sama, yakni 4-2-3-1. Branderhorst menjaga gawang, sementara lini belakang dihuni oleh Pinto, Adewoye, Rodrigo Guth, dan Mitchell Dijks.
Untuk sektor tengah, Fosso dan Michu bertugas sebagai gelandang bertahan, dengan tiga gelandang serang yaitu Aiko, Peterson, dan Ezequiel Bullaude mendukung striker utama, Kaj Sierhuis.
Pelatih Danny Buijs memilih strategi yang cukup fleksibel dalam menekan FC Twente, meskipun hanya berbuah satu gol penyama kedudukan.
Baca Juga: Statistik Timnas Indonesia U-17 saat Berjumpa Korsel U-17, Kurang Mentereng Tapi Menang!