Kevin Diks Wajib Siap Mental! Ultras Gladbach Keras Tanpa Kompromi

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 02 April 2025 | 17:57 WIB
Kevin Diks Wajib Siap Mental! Ultras Gladbach Keras Tanpa Kompromi
Kevin Diks Wajib Siap Mental! Kelompok Ultras Gladbach Keras Tanpa Kompromi [Tangkap layar Youtube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jerman dengan budaya sepak bola yang kuat. Berbeda dengan negara lain di Eropa, ada perbedaan mendasar di kultur sepak bola Jerman, khususnya soal posisi suporter.

Di Jerman dikenal dengan istilah 50+1. Ini adalah sistem yang membuat klub-klub Bundesliga menghormati dan menghargai pemain ke-12, suporter.

Kebijakan 50+1 memberikan hak penuh kepada kelompok suporter untuk menentang kebijakan klub yang dirasa merugikan, dari hal prestasi hingga kepentingan lebih luas.

Regulasi ini merupakan skema kepemilikan saham klub, artinya kelompok suporter klub Bundesliga bisa menjadi pemegang saham. Regulasi ini juga mengikat klub di kasta kedua di Jerman.

Bek Timnas Indonesia, Kevin Diks, gabung Borussia Monchengladbach. (Tangkapan Layar YouTube Borussia Mönchengladbach)
Bek Timnas Indonesia, Kevin Diks, gabung Borussia Monchengladbach. (Tangkapan Layar YouTube Borussia Mönchengladbach)

Maka tak heran jika kultur suporter Bundeliga sedikit berbeda dengan kompetisi lain di Eropa. Kondisi ini tentu saja wajib dipahami oleh pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks.

Seperti diketahui, musim depan Kevin Diks akan memulai petualangan bersama Borussia Monchengladbach. Diks wajib membiasakan diri saat suporter Gladbach memberikan kritik pedas jika perfomance biasa-biasa saja.

Ultras Borussia Monchengladbach

Lazimnya di semua klub pasti ada kelompok garis keras yang memberikan dukungan penuh. Di Gladbach juga terdapat sejumlah kelompok ultras, salah satunya Sottocultura Ultras.

Kelompok ini berbasis di tribun utara Stadion Borussia-Park. Sottocultura Ultras menjadi salah satu kelompok ultras Gladbach yang cukup vokal menyuarakan kegelisahan mereka tentang klub dan pemain.

Baca Juga: Pelajaran Berharga Buat Kevin Diks yang Musim Depan Main di Bundesliga

Pada 2020 lalu misalnya, kelompok ini jadi perhatian publik Jerman saat Gladbach menjamu Hoffenheim. Mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan makian kepada Dietmar Hopp, bos Hoffenheim.

Spanduk itu dibentangkan ultras Gladbach sebagai bentuk protes terhadap keputusan pengadilan yang menghukum klub  Dortmund karena suporter mereka menghina Hopp.

"Bajingan menghina bajingan dan dihukum oleh bajingan," tulis isi spanduk yang dibentangkan ultras Gladbach.

Selain itu, juga terdapat poster yang berisi wajah Hopp di garis bidik tembakan. Tindakan kelompok ultras Gladbach itu membuat manajer tim Max Eberl dan kapten tim Lars Stindl mendatangi dan berdiskusi dengan kelompok ini.

Pihak Gladbach akhirnya membuat pernyataan resmi dan menyebut tindakan sekelompok suporter itu tidak mencerminkan budaya klub.

"Kami punya nilai-nilai kami sendiri, kami melawan rasisme dan bullying dan kemudian 50 orang idiot mengangkat poster itu," tegas Eberl saat itu.

Reputasi kelompok ultras Gladbach juga sudah dikenal oleh pihak kepolisian setempat.

Pada tahun lalu misalnya pecah bentrok antar ultras Gladbach versus suporter Freiburg. Dua klub memang memiliki rekam jejak permusuhan panjang.

Mengutip dari laporan swr.de, akibat bentrok kedua kelompok ultras ini sejumlah orang mengalami luka-luka dan sebagain besar dari kelompok ultras Freiburg.

Investigasi dari kepolisian lokal menyebut setidaknya ada 60 orang dari kedua ultras akan diselidiki lebih lanjut di bentrokan berdarah ini.

Menurut keterangan dari pihak kepolisian, lebih dari 100 ultras Freiburg berkumpul sejak pagi dan berbaris di stasiun kereta api menunggu kedatangan ultras Gladbach dan memancing kerusuhan.

Di internal suporter Gladbach pun kerap terjadi pergesekan. Seperti yang terjadi pada Maret 2025, sekelompok suporter mengaku sulit untuk menonton pertandingan di tribun utara karena dikuasai oleh sekelompok ultras.

"Konflik suporter sedang memanas di tribun utara Stadion Gladbach," ulas gladbachlive.de

Latar belakang masalah ini hanya bendera yang dikibarkan para ultras dan mengganggu pandangan suporter lain yang menonton.

"Tidak semua suporter menyukai lautan bendera di tribun utara. Saat ini semakin banyak suara yang menentang aksi tersebut,"

Sepak terjang kelompok ultras Gladbach tentu jadi pertimbangan matang bagi Kevin Diks untuk tetap menjaga perfomance saat membela Gladbach di musim depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI