Suara.com - Pemain sepak bola asal Belanda, Anco Jansen, kini menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang menghina kondisi sosial dan sepak bola di Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah podcast yang dipandu oleh ESPN, #voetbalpraat.
Anco Jansen, yang pernah membela PSM Makassar pada musim 2021, mengungkapkan pandangannya mengenai masyarakat Indonesia, yang ia sebut sebagai negara miskin meskipun masyarakatnya terlihat sangat aktif di media sosial.
Anco Jansen, yang berusia 36 tahun dan memiliki tinggi badan 1,86 meter, pernah menjalani karier singkat di Liga 1 Indonesia pada musim 2021/2022.
Selama bermain untuk PSM Makassar, ia tampil dalam 20 pertandingan, mencetak 5 gol dan memberikan 1 assist.
Namun, perjalanan kariernya di Indonesia tidak bertahan lama, setelah ia mengalami cedera lutut yang cukup serius.
Pada akhirnya, Anco Jansen memutuskan untuk meninggalkan klub yang dikenal dengan julukan Juku Eja tersebut.
Pernyataan yang memicu kontroversi datang saat Anco Jansen berbicara tentang kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya selama pandemi COVID-19.
![Dalam podcast tersebut, Anco Jansen menilai Indonesia sebagai negara miskin, tetapi ironisnya masyarakatnya memiliki akses luas terhadap teknologi, termasuk smartphone dan media sosial seperti Instagram. [Tangkap layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/02/25014-anco-jansen.jpg)
Dalam podcast tersebut, Anco Jansen menilai Indonesia sebagai negara miskin, tetapi ironisnya masyarakatnya memiliki akses luas terhadap teknologi, termasuk smartphone dan media sosial seperti Instagram.
"Saya main di sana (Indonesia) saat pandemi. Indonesia negara sangat miskin, tapi semua punya smartphone dan Instagram sangat populer di sana," ungkapnya.
Baca Juga: Patrick Kluivert Ramal Masa Depan Timnas Indonesia, Isinya Bikin Kaget
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan beragam, mengingat perbedaan pandangan mengenai tingkat kesejahteraan di Indonesia.
Anco Jansen seakan mempertanyakan kenapa masyarakat yang hidup dalam kesulitan ekonomi masih dapat mengakses teknologi canggih, meskipun dalam kondisi negara yang ia anggap kurang maju.
Selain berbicara tentang kondisi sosial, Jansen juga memberikan komentar tentang sepak bola Indonesia, khususnya mengenai banyaknya pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia.
Menurutnya, keberadaan pemain-pemain naturalisasi ini menjadi sorotan karena banyak yang mendapatkan popularitas yang tinggi, namun dia merasa bahwa sepak bola Indonesia masih memiliki banyak kekurangan.
Kritikan Jansen terhadap kondisi sepak bola Indonesia bukan tanpa alasan.
Banyak klub di Indonesia yang masih menghadapi keterbatasan dalam hal fasilitas dan pengelolaan akademi pemain.
Meski begitu, Indonesia memiliki potensi besar dalam dunia sepak bola, yang sayangnya belum sepenuhnya dimaksimalkan oleh klub-klub lokal dan federasi sepak bola.
Pemain yang sebelumnya memperkuat klub-klub Eropa, seperti FC Groningen dan SC Cambuur, ini juga pernah bermain di Turki bersama Boluspor pada 2015.
Sejak saat itu, perjalanan karier Jansen membawa dirinya ke berbagai liga Eropa sebelum akhirnya bergabung dengan PSM Makassar pada 2021.
Dengan segudang pengalaman internasional, Anco Jansen memandang sepak bola Indonesia dari sudut pandang yang berbeda.
Sebagai mantan pemain yang pernah merasakan atmosfer kompetisi di Eropa, ia tentu berharap agar sepak bola Indonesia dapat berkembang lebih baik lagi dengan perbaikan di berbagai sektor, seperti fasilitas, pengelolaan tim, dan pengembangan pemain muda.
Sebagai catatan, Anco Jansen yang kini berusia 36 tahun, memiliki nama besar di sepak bola Belanda dan menjadi pemain kunci di beberapa klub top Eropa sebelum melanjutkan kariernya ke Indonesia.
Meski hanya semusim di PSM Makassar, pengalamannya di Liga Indonesia menjadi bahan pembelajaran bagi dirinya tentang perbedaan dalam kualitas kompetisi sepak bola antarnegara.