Pemain Timnas Indonesia Mulai Mengeluh dengan Strategi Patrick Kluivert

Rabu, 02 April 2025 | 10:28 WIB
Pemain Timnas Indonesia Mulai Mengeluh dengan Strategi Patrick Kluivert
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert bersama Maarten Paes dan Jay Idzes (Ig Timnas Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemain Timnas Indonesia mulai mengeluh dengan strategi sang pelatih Patrick Kluivert. Keluhan ini disampaikan saat Timnas Indonesia mengalami kekalahan besar dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, setelah menghadapi Australia pada 20 Maret 2025 lalu.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Football Sydney, Indonesia harus menerima kenyataan pahit dengan skor 1-5. Kekalahan ini menandai debut pelatih Patrick Kluivert bersama tim Garuda, yang diwarnai dengan berbagai masalah persiapan dan adaptasi strategi.

Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, mengungkapkan bahwa tim hanya memiliki waktu persiapan yang sangat terbatas menjelang pertandingan tersebut.

Persiapan yang hanya dilakukan dalam satu sesi latihan penuh dinilai tidak cukup optimal untuk menghadapi tim sekelas Australia.

Menurut Sumardji, idealnya sebuah tim memerlukan waktu yang lebih panjang untuk berlatih bersama, terutama sebelum menghadapi laga besar seperti kualifikasi Piala Dunia.

Ia menambahkan bahwa waktu latihan yang seharusnya berlangsung antara tiga hingga empat kali pertemuan, termasuk sesi latihan rutin dan latihan resmi sebelum pertandingan, menjadi faktor penting dalam meningkatkan kesiapan tim. Namun, dengan waktu yang terbatas, sulit untuk membangun chemistry dan komunikasi yang baik antar pemain.

"Beberapa pemain curhat ke saya, menyampaikan pada saya bahwa Total Football kan harus nyerang, nyerang, nyerang, (stamina terkuras) sudah pasti, kalau bilang begitu 90 menit harus maju terus," kata Sumardji dalam Youtube TvOne.

Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert dalam pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert dalam pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Adaptasi Strategi yang Tergesa-gesa

Salah satu faktor yang memengaruhi kekalahan Indonesia adalah perubahan drastis dalam strategi permainan.

Baca Juga: Tristan Gooijer Klarifikasi dari Keturunan Keluarga Pendukung Republik Maluku Selatan RMS

Di bawah kepemimpinan Patrick Kluivert, Timnas Indonesia mengadopsi filosofi 'Total Football' ala Belanda, yang menuntut agresivitas dan serangan terus-menerus.

Meskipun strategi ini terkenal efektif dalam permainan cepat dan dinamis, penerapannya di Indonesia dirasa terburu-buru dan tidak sepenuhnya cocok dengan kondisi tim yang belum terbiasa dengan skema tersebut.

Sumardji menyatakan bahwa beberapa pemain merasa kelelahan karena tuntutan untuk terus menyerang sepanjang pertandingan. Menurutnya, filosofi permainan 'Total Football' mengharuskan pemain untuk terus bergerak maju, yang tentu saja menguras stamina.

Bahkan, beberapa pemain menyampaikan keluhan terkait taktik ini, yang dirasa tidak sesuai dengan kondisi fisik mereka dalam waktu yang singkat.

Pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert disebut terlalu percaya diri oleh media Vietnam. (Kitagaruda.id)
Pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert disebut terlalu percaya diri oleh media Vietnam. (Kitagaruda.id)

Perubahan Menuju Strategi Pragmatis

Meskipun awalnya menggunakan pendekatan yang sangat menyerang, tim pelatih kemudian melakukan evaluasi mendalam setelah kekalahan tersebut.

Hasil evaluasi ini berbuah manis dalam pertandingan berikutnya, di mana Indonesia berhasil mengalahkan Bahrain 1-0 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 25 Maret 2025.

Menanggapi kemenangan tersebut, Sumardji menyatakan bahwa tim pelatih memutuskan untuk kembali ke strategi pragmatis yang lebih realistis dan sesuai dengan karakteristik pemain Indonesia.

Sumardji juga menekankan bahwa dalam sepak bola, hasil akhir dari sebuah pertandingan adalah yang paling penting.

Meskipun gaya permainan tidak selalu menarik atau mulus, kemenangan tetap menjadi tujuan utama.

Oleh karena itu, timnas Indonesia membutuhkan waktu untuk melakukan perubahan taktik secara menyeluruh, terutama dalam kondisi yang tidak ideal, seperti yang mereka alami pada laga melawan Australia.

Harapan ke Depan

Kemenangan melawan Bahrain memberikan angin segar bagi Timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Tim pelatih, terutama Patrick Kluivert menyadari bahwa perubahan dalam strategi harus dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan pemain.

Ke depannya, Timnas Indonesia diharapkan bisa terus berkembang dan meningkatkan performa mereka di setiap pertandingan.

Dengan evaluasi yang dilakukan pasca-kekalahan dan adaptasi strategi yang lebih pragmatis, timnas Indonesia memiliki peluang untuk tampil lebih baik di pertandingan-pertandingan berikutnya.

Fokus pada kemenangan dan peningkatan performa secara bertahap akan menjadi kunci bagi keberhasilan Timnas Indonesia dalam meraih prestasi lebih tinggi di kualifikasi mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI