Suara.com - Nama eks striker PSM Makassar Anco Jansen tengah jadi sorotan pasca komentarnya yang menghina Indonesia. Hinaan itu disampaikan Anco saat jadi bintang tamu di podcast #voetbalpraat dari ESPN.
Ia diundang sebagai bintang tamu karena pernah berkarier di Liga Indonesia. Namun Anco sebenarnya tak berkarier lama di Indonesia. Ia hanya bermain selama semusim di PSM.
Di acara podcast tersebut, Anco Jansen mengatakan bahwa Indoneia adalah negara miskin dan orang-orangnya gemar bermain sosial media.
"Ya itu terutama karena media sosial. Saya main di sana saat pandemi. Indonesia negara sangat miskin, tapi semua punya smartphone dan instragram sangat populer di sana," kata Anco Jansen.

Lebih jauh, Anco Jansen juga menyerang kelakukan netizen Indonesia, jika ia bermain buruk dan tidak mencetak gol.
Menurutnya, ia memilih tidak membuka sosial media jika tidak bisa mencetak gol di Liga Indonesia.
"Kalau gagal mencetak gol, saya mendapat saran agar jangan melihat media sosial selama dua hari," ucapnya.
Rekam Jejak Anco Jansen
Anco Jansen merupakan mantan pemain depan PSM. Ia direkrut PSM dari klub NAC Breda. Karier Anco berawal saat ia bermain di tim U-19 PEC Zwolle pada 2005.
Baca Juga: Anco Jansen: Indonesia Negara Sangat Miskin
Setelah menembus tim utama PEC, Anco kemudian pindah ke FC Groningen. Lalu pindah lagi ke FC Zwolle. Anco sempat tercatat bermain di SC Cambbur, De Graafschap, hingga Roda JC.
Pada 2015 ia pindah ke luar Belanda dan bergabung ke klub Turki, Boluspor. Sebagai seorang striker, catatan gol paling banyak ia ukir saat bermain untuk SC Veendam yakni 22 gol.
Saat menjalani karier di Liga Indonesia, Anco mencetak 5 gol dari 20 pertaandingan serta 1 assist. Gol pertama dan kedua Anco di Liga Indonesia dicetaknya ke gawang Persebaya pada 18 September 2021.
Di laga lawan Persik, ia kembali mencetak gol. Setelah itu ia puasa gol selama beberapa pekan dan baru mencetak gol lagi ke gawang Persipura pada 27 November 2021.
Anco kembali mencetak gol ke gawang Madura United namun setelahnya permainannya menurun drastis akibat cedera lutut yang menimpanya.
![Pesepak bola PSM Makasar Anco Jansen (kanan) dihadang pesepak bola Persebaya Surabaya Arif Satria (kiri) saat berlaga pada lanjutan BRI Liga 1 antara PSM Makasar melawan Persebaya Surabaya di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/18/50239-pesepak-bola-psm-makasar-anco-jansen-kanan-dihadang-pesepak-bola-persebaya-surabaya-arif-satria.jpg)
Kritik Pedas Polisi
Setelah pensiun sebagai pesepak bola, Anco kemudian jadi komentator di ESPN Belanda. Sejumlah pernyataan kontroversial sempat ia sampaikan, salah satunya hinaan kepada polisi di Belanda.
Hal ini disampaikan Anco pada September 2024. Saat itu di Belanda sedang terjadi aksi mogok aparat kepolisian hingga mengganggu sejumlah pertandingan.
Anco pun menyerang kepala polisi Belanda, Maarten Brink, yang ia sebut sangat muak.
"Secara pribadi, saya benar-benar muak dengan Maarten Brink. Saya sudah muak dengan orang itu. Tentu saja, ada yang bisa dikatakan tentang tujuan mogok itu. Tapi ini masalah politik," ujarnya seperti dilansir dari psvfans.nl
"Hal itu terjadi di belakang sepak bola. Tapi ada ancaman untuk pertandingan di Liga Champions. Ini masalah politik. Saran saya, cobalah batasi tindakan Anda pada politik," sambungnya.
Sebagai komentator Anco tipikal yang blak-blakan menyampaikan pendapatnya. Ia bisa menyerang personal jika tidak suka dengan salah seorang pemain.
Bek Feyenoord, Jalen Mitchell sempat mendapat kritik tajam dari Anco. Mitchell disebutnya bukan seorang bek karena fisiknya buruk.
"Saya tidak melihat sebagai seorang bek. Dia fisik mungkin bugar. Namun ia memiliki banyak kekurangan. Tentu saja kita belum cukup sering melihatnya tampil bagis. Namun saya katakan dengan fisiknya, itu akan menjadi masalah," kata Anco Jansen.