Dear PSSI! Juara Piala Dunia Sarankan Sepak Bola Indonesia Dibangun dari Grassroots

Galih Prasetyo Suara.Com
Selasa, 01 April 2025 | 17:27 WIB
Dear PSSI! Juara Piala Dunia Sarankan Sepak Bola Indonesia Dibangun dari Grassroots
Skuad Timnas Indonesia dalam pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia .elawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kiprah Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir jelas menumbuhkan harapan positif. Asa untuk Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia membuncah di kalangan publik sepak bola nasional.

Meski begitu, ada pekerjaan rumah besar untuk sepak bola Indonesia yang setidaknya sampai saat ini masih belum terealisasi dengan baik oleh PSSI.

Pekerjaan rumah itu bagaimana menciptakan sepak bola nasional yang berkesinambungan dan berjenjang dari tingkatan pemain muda hingga senior.

Negara-negara kuat sepak bola dunia dibangun bukan dengan melakukan kebijakan naturalisasi. Kebijakan itu menjadi sangat bagus dalam jangka pendek, bagaimana dengan jangka panjang?

Tentunya tidak selamanya Timnas Indonesia hanya berharap pada pemain keturunan. Butuh pembangunan sepak bola dari akar rumput alias grassroots.

Hal ini juga yang disarankan oleh juara Piala Dunia 1998, Emmanuel Petit. Menurut Petit, Indonesia sebagai negara besar pasti memiliki talenta muda terbaik di lapangan hijau.

"Saran saya, Anda memiliki 300 juta penduduk dengan jutaan anak muda. Mereka cinta sepak bola, mereka ingin jadi pemain profesional. Terkadang Anda harus mengubah sesuatu," ujar Petit saat jadi bintang tamu di Asumsi dengan host Pangeran Siahaan.

"Anda harus mulai (membagun sepak bola) dari akar rumput. Kita harus bertahap, butuh waktu lama memang, kamu tahu. Tapi untuk perkembangan kamu sendiri. Tapi ini penting," sambung eks pemain Arsenal dan Barcelona tersebut.

Ditegaskan oleh Petit, Prancis pun melalukan hal sama dengan prosesnya tidak cepat hingga akhirnya mereka bisa jadi juara Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.

Baca Juga: Riwayat Cedera Tristan Gooijer, Calon Naturalisasi Terbaru Timnas Indonesia

"Ini yang sudah kami lakukan di Prancis, kamu tahu. Kami telah bekerja seperti ini selama sekitar 40 tahun terakhir," ucap Petit.

Clairefontaine Kawah Candradimuka Bintang Prancis

Apa yang disampaikan Petit sesuai dengan fakta yang ada di sepak bola Prancis. Sama seperti Indonesia, Prancis adalah negara dengan multietnis. Keunggulan itu menciptakan tim nasional mereka sebagai salah satu terkuat di dunia.

Di Prancis terdapat sebuah akademi bernama Clairefontaine yang berlokasi di Prancis Utara. Tempat ini bak kawahcandradimuka para bintang Prancis.

Di akademi ini, pesepak bola Prancis ditempa pengembangan individu dan permainan secara tim sebagai pesepak bola profesional.

Clairefontaine sudah mulai berdiri di Prancis sejak 1988. Sebelum berdirinya Clairefontaine, Prancis bukan negara yang diperhitungkan di Eropa. Ialah Fernand Sastre yang mengusulkan dibangunnya akademi ini.

PSSI-nya Prancis, FFF kemudian membangun Clairefontaine dan berlokasi di Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis Utara.

Para talenta muda berusia 13 sampai 15 tahun dipilih dan ditempatkan di tempat tersebut. Sebagian besar pemain yang dipilih ini sudah dipantau oleh pemandu bakat profesional dan diprediksi akan memiliki karier yang sukses.

Namun ditegaskan oleh Petit, Clairefontaine merupakan akademi nasional. Terpenting juga ialah klub-klub di Indonesia memiliki akademi sepak bola sendiri.

Jika klub di Indonesia sudah memiliki akademi sepak bola yang mapan seperti klub-klub di Eropa, para talenta muda ini bisa ditempatkan di satu akademi untuk nantinya ditempa sebagai generasi baru Timnas Indonesia.

Faktanya kebijakan itu yang dijalani oleh FFF. Kini Clairefontaine dikenal sebagai akademi penghasil bintang sepak bola dunia seperti Nicolas Anelka, Louis Saha, William Gallas, Hatem Ben Arfa, Abou Diaby, Medhi Benatia, Blaise Matuidi, Raphaël Guerreiro, Thierry Henry, hingga Kylian Mbappe.

Clairefontaine menjadi inovasi berharga bagi perkembangan sepak bola Prancis. Tim Ayam Jantan tidak perlu khawatir kehabisan pemain bintang karena tempat ini terus menghasilkan talenta terbaik.

"Selama bertahun-tahun kami telah mampu meyakinkan filosofi sepak bola yang harus mereka temukan di diri seorang pemain. Ide ini terus dilakukan di semua penjuru Prancis," kata Jean-Claude Lefargue, direktur Clairefontaine.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI