Apakah Tuntutan Pecat Patrick Kluivert Muncul Terlalu Cepat?

Arief Apriadi Suara.Com
Senin, 24 Maret 2025 | 05:55 WIB
Apakah Tuntutan Pecat Patrick Kluivert Muncul Terlalu Cepat?
Tagar #KluivertOut menggema di media sosial, khususnya media sosial X (Twitter) jelang Timnas Indonesia menghadapi Bahrain, Selasa (25/3/2025). [Dok. X/Timnas Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam perkenalannya sebagai pelatih Timnas Indonesia, Kluivert mengungkapkan dua rencana utama: membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 dan mempersiapkan tim untuk Olimpiade 2028.

Ia membagi rencana kerjanya menjadi dua fase, yaitu memastikan hasil pertandingan yang baik pada kualifikasi dan membangun tim yang kompetitif untuk turnamen-turnamen besar di masa depan.

Namun, debut Kluivert bersama Timnas Indonesia tidak berjalan mulus. Kekalahan telak dari Australia membuat posisi Indonesia di Grup C semakin terjepit.

Saat ini, Indonesia berada di peringkat keempat dengan enam poin, tertinggal empat poin dari Australia yang menempati posisi kedua, yang merupakan batas akhir untuk lolos otomatis ke Piala Dunia 2026.

Dengan tiga pertandingan tersisa, termasuk melawan Bahrain dan China, peluang Indonesia untuk lolos otomatis semakin tipis.

Indonesia perlu memenangkan semua pertandingan tersisa untuk mengumpulkan 15 poin, sambil berharap Australia dan Arab Saudi kehilangan poin di pertandingan mereka. Namun, skenario ini dianggap hampir mustahil mengingat performa tim-tim pesaing.

Satu-satunya langkah paling realistis bagi Indonesia adalah menempati posisi ketiga atau keempat di klasemen akhir ronde ketiga, yang akan membawa mereka ke ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Namun, dengan performa saat ini, bahkan target tersebut tampak sulit dicapai.

Kekecewaan publik terhadap hasil buruk ini tidak lepas dari ekspektasi tinggi yang dibangun oleh PSSI dan Kluivert. Sebelum pertandingan melawan Australia, Kluivert menjanjikan kejutan dan optimisme tinggi meskipun waktu persiapan yang terbatas.

Ia yakin bahwa pengalaman para pemain yang bermain di klub-klub Eropa akan menjadi modal berharga untuk menghadapi tim-tim kuat di Asia.

Baca Juga: Raut Wajah Bangga Pemain Keturunan Indonesia Samuel Silalahi Bela Norwegia

Namun, kenyataannya di lapangan berkata lain. Meskipun Indonesia sempat menunjukkan perlawanan, mereka gagal memanfaatkan peluang, termasuk kegagalan penalti di awal pertandingan yang mempengaruhi momentum tim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI