Bahkan pelatih berusia 48 tahun itu menanggalkan formasi tiga bek dan memilih menggunakan formasi empat bek, yakni 4-4-2, di laga debutnya itu.
Taktik dan formasi yang diterapkan Patrick Kluivert di laga debutnya itu memang membuat Timnas Indonesia terlihat dominan. Akan tetapi, hal tersebut justru menjadi bumerang bagi skuad Garuda.
Karena mengedepankan penguasaan bola dan menyerang, Timnas Indonesia sampai memainkan garis pertahanan tinggi atau High Defensive Line yang bisa dieksploitasi oleh Australia.
Terbukti, gol kedua dan gol ketiga Australia lewat Nishan Velupillay dan Jackson Irvine berangkat dari garis pertahanan tinggi yang diterapkan Timnas Indonesia.
Apa yang ditampilkan Patrick Kluivert di laga debutnya ini nyatanya berbanding terbalik dengan taktik yang dimiliki Alex Pastoor selaku asistennya.
Siapa sangka, Alex Pastoor punya taktik lebih cocok dengan Timnas Indonesia yang menggunakan formasi tiga bek dan taktik bertahan selama lima tahun terakhir dipimpin oleh Shin Tae-yong.
Sepanjang karier kepelatihannya, Alex Pastoor yang banyak menukangi tim-tim semenjana, memilih bermain realistis dan menggunakan taktik bertahan.
Di awal karier kepelatihannya, Alex Pastoor menggunakan formasi 4-3-3. Tapi formasi ini dibarengi taktik bertahan, alih-alih dengan cara menyerang seperti pada umumnya.
Lalu, Alex Pastoor perlahan mengubah formasinya itu dengan tetap menggunakan taktik bertahan, dari 4-4-2, 4-5-1, 4-1-4-1, hingga akhirnya menggunakan formasi 3-4-1-2 di Almere City.
Baca Juga: Debut Pemain Keturunan Indonesia Adrian Wibowo di MLS, Bakal Dipanggil Patrick Kluivert?
Formasi 3-4-1-2 ini juga mengedepankan pertahanan lebih dulu dan memanfaatkan serangan balik untuk membongkar pertahanan lawan, sama seperti apa yang diterapkan Shin Tae-yong.