Fleksibilitas yang dimaksud adalah soal posisi pemain. Berbeda dengan taktik lainnya, Total Football membuat pemain harus bisa menjalani peran di luar posisi bermainnya.
Taktik ini memungkinkan semua pemain bertukar posisi dan bergerak untuk memberikan tekanan ke lawan yang tengah menguasai bola.
Karena para pemain dituntut bergerak dan menekan lawan yang menguasai bola, alhasil setiap pemain dituntut memiliki fisik yang prima agar bisa bertahan selama 90 menit.
Dalam menerapkan taktik ini, Total Football memiliki ciri khas tersendiri yakni melibatkan seluruh pemain dalam menyerang dan bertahan.
Ciri khas Total Football lainnya adalah memaksimalkan pemain di sayap kiri dan kanan untuk memberikan Pressing ke lawan secara konstan.
Taktik ini sendiri digunakan oleh Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda. Puncak keemasan taktik ini tercipta di dekade 70 an.
Di era tersebut, Ajax berhasil meraih lima gelar di kancah domestik dan continental, sedangkan Timnas Belanda mampu menembus final Piala Dunia sebanyak dua kali.
Karena identik dengan Belanda, Patrick Kluivert pun disebut-sebut menerapkan taktik Total Football ini. Siapa sangka, taktik ini sudah terlihat di laga debutnya sebagai pelatih saat melawan Australia.
Di laga tersebut, para pemain Timnas Indonesia begitu aktif dalam melakukan Pressing dan membuat terbentuknya garis pertahanan yang tinggi.
Baca Juga: Tak Hanya Sandy Walsh dan Mees Hilgers, Ole Romeny Hilang dari Timnas Indonesia
Alhasil, taktik Total Football ini meninggalkan lubang menganga di antara lini tengah dan lini pertahanan skuad Garuda yang bisa dimanfaatkan Australia.