Suara.com - Media Ekuador memberi kabar buruk untuk Timnas Indonesia usai mengklaim penasihat teknik anyar Garuda, Jordi Cruyff, sebagai sosok pemalas.
Media Ekuador yang mengklaim anak Johan Cruyff itu sebagai sosok pemalas adalah El Futbolero. Klaim ini muncul lewat artikelnya pada tahun 2022 lalu.
Lewat artikelnya, Jordi Cruyff disebut pemalas saat ditunjuk sebagai pelatih Ekuador. Status pemalas itu didapat karena penasihat teknis baru Timnas Indonesia tak pernah memimpin latihan timnya.
![Orang Ini Sebut Penasihat Teknik Timnas Indonesia Jordi Cruyff Sosok Licik [Tangkap Layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/12/69409-jordi-cruyff.jpg)
“Jordi Cruyff adalah pelatih Ekuador, tetapi dia tidak memimpin sesi pelatihan satu pun dan pergi melalui pintu belakang,” tulis El Futbolero.
Sekadar informasi, Jordi Cruyff ditunjuk sebagai pelatih Ekuador pada Januari 2020. Namun kiprahnya bersama tim berjuluk Tricolor itu jauh dari kata memuaskan.
Malahan, kiprah pria berusia 51 tahun itu menuai kritik dari pendukung Ekuador. Pasalnya, Jordi Cruyff mendapat bayaran masif sebagai pelatih.
Disebutkan bahwa selama menukangi Ekuador, Jordi Cruyff mendapat bayaran 150 ribu dolar AS per bulan. Jika diakumulasikan, ia mengantongi 1,05 juta dolar AS selama menukangi Tricolor.
Sayangnya bayaran besar itu tak sebanding dengan usaha Jordi Cruyff yang tak pernah memimpin latihan atau menetap atau tinggal di Ekuador.
Dilansir dari sumber yang sama, Jordy Cruyff memilih tinggal di Eropa ketimbang menetap di Ekuador untuk menjalankan tugasnya sebagai pelatih Tricolor.
Baca Juga: Dokter Timnas Indonesia Jelaskan Kondisi Mees Hilgers dan Sandy Walsh yang Cedera
![Penasihat Teknis Timnas Indonesia Jordi Cruyff memberikan keterangan kepada wartawan saat acara perkenalan penasihat teknis Timnas Indonesia di Jakarta, Selasa (11/3/2025). [ANTARA FOTO/Fauzan/nym]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/11/51405-jordi-cruyff-penasihat-teknis-timnas-indonesia-jordi-cruyff.jpg)
Alhasil perjalanan Jordi Cruyff bersama Ekuador tak bertahan lama setelah dirinya memutuskan menanggalkan jabatannya dan melanjutkan kariernya bersama klub China, Shenzhen FC.
Setelah menukangi Shenzhen FC, Jordi Cruyff bergabung Barcelona sebagai penasihat strategis dan direktur olahraga raksasa Catalan itu hingga 2023.
Usai purna tugas di Barcelona, Jordi Cruyff sempat menganggur selama hampir dua tahun, sebelum PSSI menunjuknya pada Februari lalu sebagai penasihat teknis.
Meski punya rekam jejak kurang apik, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, merasa percaya diri dengan keputusannya menunjuk Jordi Cruyff.
“Patrick Kluivert dan Jordi saling mengenal satu sama lain, dan ketika beliau merekomendasikannya saya sangat bahagia,” tutur Erick Thohir, dikutip dari laman PSSI.
“Pengalaman beliau sebagai pemain dan pelatih akan sangat penting dalam membangun masa depan sepak bola Indonesia,” tambahnya.
Jordi Cruyff lahir pada 9 Februari 1974 di Amsterdam, Belanda. Dia merupakan putra dari Johan Cruyff, legenda sepak bola dunia yang tidak hanya dikenal sebagai pemain berbakat, tetapi juga sebagai pelatih dan inovator dalam dunia sepak bola. Sejak kecil, Jordi sudah terbiasa dengan atmosfer sepak bola berkat pengaruh besar dari sang ayah.
Sebagai anak seorang ikon sepak bola, Jordi Cruyff tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan taktik dan strategi permainan. Johan Cruyff dikenal sebagai sosok yang membawa filosofi "Total Football" yang mengubah cara sepak bola dimainkan. Jordi pun menyerap banyak ilmu dari ayahnya, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Perjalanan Karier Sebagai Pemain
Jordi memulai perjalanan karier sepak bolanya di akademi Barcelona, mengikuti jejak sang ayah. Pada tahun 1994, dia berhasil menembus tim utama Barcelona dan bermain sebagai gelandang serang. Selama berseragam Barcelona, Jordi tampil dalam 41 pertandingan dan mencetak 11 gol. Meskipun performanya tidak setenar Johan Cruyff, dia tetap memberikan kontribusi bagi tim.
Pada tahun 1996, Jordi Cruyff bergabung dengan Manchester United yang saat itu ditangani oleh Sir Alex Ferguson. Sayangnya, kariernya di klub ini kerap terganggu oleh cedera. Meskipun begitu, Jordi tetap berhasil meraih gelar Premier League musim 1996/1997 dan menjadi bagian dari skuad yang memenangkan treble pada 1998/1999, meskipun perannya lebih terbatas.
Setelah meninggalkan Manchester United, Jordi melanjutkan kariernya di beberapa klub Eropa, termasuk Celta Vigo, Alaves, Espanyol, Metalurh Donetsk, dan Valletta FC. Dia akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pemain pada tahun 2010. Meski namanya tidak sebesar Johan Cruyff, Jordi tetap memiliki jejak karier yang cukup menarik di dunia sepak bola.
Peran Sebagai Manajer dan Direktur Olahraga
Setelah pensiun sebagai pemain, Jordi Cruyff tidak meninggalkan dunia sepak bola. Dia beralih ke peran manajerial dan eksekutif, di mana ia menunjukkan kemampuannya dalam membangun tim dan menyusun strategi. Salah satu pencapaian besarnya adalah saat menjabat sebagai Direktur Olahraga di Maccabi Tel Aviv, salah satu klub terbesar di Israel. Di bawah kepemimpinannya, Maccabi sukses meraih beberapa gelar domestik, termasuk Liga Israel dan Piala Toto.
Selain di Israel, Jordi juga pernah menjabat sebagai Direktur Olahraga di AEK Larnaca, sebuah klub di Siprus. Pengalamannya dalam membangun tim menunjukkan bahwa Jordi memiliki wawasan mendalam dalam pengelolaan klub sepak bola. Dia dikenal sebagai sosok yang cermat dalam memilih pemain dan mengembangkan strategi klub agar bisa bersaing di level Eropa.
Selain berkarier sebagai direktur, Jordi Cruyff juga sempat menjajal dunia kepelatihan. Dia pernah melatih Chongqing Lifan di Liga Super China serta menangani Tim Nasional Ekuador pada tahun 2020. Meskipun masa kepelatihannya di Ekuador tidak berlangsung lama, pengalaman ini menambah portofolio Jordi dalam dunia sepak bola.
Warisan Sepak Bola Keluarga Cruyff
Nama Cruyff tetap menjadi simbol penting dalam dunia sepak bola. Jika Johan Cruyff dikenang sebagai pemain dan pelatih yang merevolusi sepak bola, Jordi melanjutkan warisan tersebut dalam aspek manajemen dan pengembangan klub. Meskipun jalannya berbeda dengan sang ayah, Jordi tetap menunjukkan dedikasi tinggi dalam dunia sepak bola.
Sebagai anak Johan Cruyff, beban ekspektasi selalu mengikuti perjalanan Jordi. Namun, ia mampu membuktikan bahwa dirinya adalah sosok yang memiliki peran signifikan di sepak bola, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Jordi tetap menjadi figur penting dalam industri sepak bola global.
(Felix Indra Jaya)