Masihkah Ada Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026?

Jum'at, 21 Maret 2025 | 07:12 WIB
Masihkah Ada Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026?
Pertandingan dimulai dengan formasi 3-4-1-2, dengan Ole Romeny dan Dean James melakukan debut. (IG Timnas Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Timnas Indonesia harus menelan pil pahit dalam laga ketujuh putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah dihajar Australia dengan skor telak 1-5 di Stadion Sepak Bola Sydney, Kamis (21/3).

Kekalahan ini menjadi debut yang menyakitkan bagi pelatih anyar Patrick Kluivert, yang sebelumnya optimis meraih hasil positif dalam pertandingan ini.

Optimisme Kluivert Sebelum Laga

Sehari sebelum pertandingan, Kluivert mengungkapkan keyakinannya bahwa timnya bisa meraih hasil baik melawan Australia.

Eks bintang Barcelona dan Timnas Belanda itu membawa harapan besar bagi skuad Garuda setelah secara perlahan mendapatkan kepercayaan publik sejak ditunjuk sebagai pelatih.

“Kami datang ke sini untuk mendapatkan hasil yang baik, dan hasil yang baik berarti kemenangan,” kata Kluivert saat memimpin latihan perdananya di Stadion Netstrata Jubilee, Sydney, Selasa (21/3).

Sejak dua bulan lalu resmi diperkenalkan, Kluivert menunjukkan pendekatan berbeda dengan membuka peluang bagi talenta lokal dari Liga 1 Indonesia.

Optimisme semakin meningkat dengan kedatangan empat pemain naturalisasi baru, yakni Ole Romeny, Joey Pelupessy, Dean James, dan Emil Audero.

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan 1-5 saat jumpa Australia pada lanjutan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Kamis (20/3/2025) sore. (IG Timnas Indonesia)
Timnas Indonesia harus menerima kekalahan 1-5 saat jumpa Australia pada lanjutan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Kamis (20/3/2025) sore. (IG Timnas Indonesia)

Target awal Kluivert adalah meraih satu poin, namun seiring berjalannya waktu dan melihat performa kurang meyakinkan Australia dalam tiga laga terakhir, ekspektasinya meningkat menjadi tiga poin penuh.

Baca Juga: Pesan Menohok Jay Idzes ke Pemain Baru Timnas Indonesia: Itu lah yang Ingin Saya Katakan

Harapan ini diperkuat dengan hasil pertemuan sebelumnya antara kedua tim di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, September lalu, yang berakhir dengan skor imbang 0-0. Dengan modal tersebut, Indonesia datang ke Sydney dengan kepercayaan diri tinggi.

Jalannya Pertandingan: Awal Menjanjikan, Berakhir Petaka

Pertandingan dimulai dengan formasi 3-4-1-2, dengan Ole Romeny dan Dean James melakukan debut. Indonesia langsung mengancam sejak awal, dengan sundulan Jay Idzes yang ditepis kiper Australia, Mathew Ryan, pada menit ke-5.

Tiga menit kemudian, peluang emas datang saat Rafael Struick dilanggar di kotak penalti, namun eksekusi Kevin Diks membentur tiang gawang. Momen ini menjadi titik balik yang mengubah jalannya pertandingan.

Australia kemudian mendapatkan penalti pada menit ke-18 setelah Nathan Tjoe-A-On melakukan pelanggaran ceroboh di kotak terlarang. Martin Boyle sukses menjalankan tugasnya dan membawa Australia unggul 1-0. Hanya dua menit berselang, kesalahan lain di lini belakang membuat Nishan Velupillay mencetak gol kedua bagi tim tuan rumah.

Kondisi semakin buruk ketika Jackson Irvine mencetak gol ketiga pada menit ke-34 melalui permainan kombinasi apik yang memperlihatkan perbedaan kualitas antara kedua tim. Setelah turun minum, Indonesia semakin tertekan. Lewis Miller menambah derita Tim Garuda dengan gol keempatnya di menit ke-61, memanfaatkan sepak pojok Craig Goodwin.

Indonesia sempat memperkecil ketertinggalan melalui gol Ole Romeny pada menit ke-78, tetapi harapan itu sirna setelah Irvine mencetak gol keduanya pada menit ke-90. Skor akhir 1-5 menjadi mimpi buruk bagi Kluivert dan timnya.

Statistik dan Pelajaran Berharga

Secara statistik, Indonesia sebenarnya tidak tampil buruk. Skuad Garuda menguasai 60% penguasaan bola, mencatatkan 11 tembakan, dan melakukan 520 umpan sukses. Namun, efektivitas Australia dalam memanfaatkan peluang menjadi pembeda utama dalam laga ini.

Pelatih Australia, Tony Popovic, mengaku puas dengan kemenangan besar ini, terutama setelah timnya gagal menang dalam tiga laga sebelumnya. Menurutnya, mencetak lima gol dalam laga kualifikasi Piala Dunia adalah prestasi yang membanggakan.

Sementara itu, Kluivert menilai anak asuhnya sudah berjuang keras dan menunjukkan semangat juang, meski harus menerima kenyataan bahwa Indonesia kalah dalam 16 dari 21 pertemuan melawan Australia.

Kesalahan Berulang yang Harus Diperbaiki

Kekalahan ini juga mengungkap kelemahan mendasar yang masih menghantui Indonesia, terutama dalam hal kesalahan individu dan ketidaksiapan menghadapi tekanan di level tinggi. Kesalahan Nathan Tjoe-A-On yang melakukan pelanggaran tidak perlu di kotak penalti menjadi salah satu faktor utama kekalahan ini.

Selain itu, kelemahan dalam bertahan terlihat jelas pada dua gol terakhir Australia yang berasal dari situasi bola mati. Craig Goodwin dua kali mengirimkan umpan sepak pojok akurat yang berujung pada sundulan bebas Miller dan Irvine, menandakan buruknya organisasi pertahanan Indonesia dalam mengantisipasi bola mati.

Kesempatan Kedua dan Harapan di Laga Selanjutnya

Kekalahan ini membuat peluang Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026 sebagai runner-up semakin tipis. Dengan tiga laga tersisa, Indonesia kini berada di posisi keempat dengan enam poin, tertinggal empat angka dari Australia yang berada di peringkat kedua.

Meski demikian, Indonesia masih berpeluang melaju ke putaran keempat melalui jalur peringkat ketiga atau keempat. Syaratnya, mereka harus memenangkan laga kandang melawan Bahrain pada 25 Maret dan China pada 5 Juni. Dengan asumsi Indonesia kalah dari Jepang di laga terakhir, mereka tetap bisa lolos ke putaran berikutnya dengan koleksi 12 poin.

Sydney yang diharapkan menjadi panggung pembuktian bagi Kluivert justru menjadi ajang pembantaian. Namun, sepak bola selalu memberikan kesempatan kedua. Tim Garuda kini harus bangkit dan memanfaatkan laga kandang sebagai momentum kebangkitan.

Pertandingan melawan Bahrain di Jakarta akan menjadi ujian penting bagi Kluivert dan anak asuhnya. Jika ingin menjaga asa menuju Piala Dunia, mereka harus belajar dari kesalahan dan tampil lebih solid dalam pertandingan-pertandingan mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI