Kesalahan Berulang yang Harus Diperbaiki
Kekalahan ini juga mengungkap kelemahan mendasar yang masih menghantui Indonesia, terutama dalam hal kesalahan individu dan ketidaksiapan menghadapi tekanan di level tinggi. Kesalahan Nathan Tjoe-A-On yang melakukan pelanggaran tidak perlu di kotak penalti menjadi salah satu faktor utama kekalahan ini.
Selain itu, kelemahan dalam bertahan terlihat jelas pada dua gol terakhir Australia yang berasal dari situasi bola mati. Craig Goodwin dua kali mengirimkan umpan sepak pojok akurat yang berujung pada sundulan bebas Miller dan Irvine, menandakan buruknya organisasi pertahanan Indonesia dalam mengantisipasi bola mati.
Kesempatan Kedua dan Harapan di Laga Selanjutnya
Kekalahan ini membuat peluang Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026 sebagai runner-up semakin tipis. Dengan tiga laga tersisa, Indonesia kini berada di posisi keempat dengan enam poin, tertinggal empat angka dari Australia yang berada di peringkat kedua.
Meski demikian, Indonesia masih berpeluang melaju ke putaran keempat melalui jalur peringkat ketiga atau keempat. Syaratnya, mereka harus memenangkan laga kandang melawan Bahrain pada 25 Maret dan China pada 5 Juni. Dengan asumsi Indonesia kalah dari Jepang di laga terakhir, mereka tetap bisa lolos ke putaran berikutnya dengan koleksi 12 poin.
Sydney yang diharapkan menjadi panggung pembuktian bagi Kluivert justru menjadi ajang pembantaian. Namun, sepak bola selalu memberikan kesempatan kedua. Tim Garuda kini harus bangkit dan memanfaatkan laga kandang sebagai momentum kebangkitan.
Pertandingan melawan Bahrain di Jakarta akan menjadi ujian penting bagi Kluivert dan anak asuhnya. Jika ingin menjaga asa menuju Piala Dunia, mereka harus belajar dari kesalahan dan tampil lebih solid dalam pertandingan-pertandingan mendatang.
Baca Juga: Pesan Menohok Jay Idzes ke Pemain Baru Timnas Indonesia: Itu lah yang Ingin Saya Katakan