Suara.com - Diam-diam penggawa Timnas Indonesia, Eliano Reijnders, menebar ancaman untuk Bahrain jelang pertemuan kedua tim di lanjutan grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Maret ini.
Ancaman yang diberikan bintang PEC Zwolle bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, laga melawan Bahrain menjadi laga yang paling dinantikannya bersama Timnas Indonesia.
Hal ini diungkapkan Eliano Reijnders saat diwawancarai oleh Eredivisie, seperti dalam video singkat yang diunggah akun @eredivisieindonesia di Instagram.
Dalam wawancara itu, pemain berusia 24 tahun tersebut membeberkan alasan mengapa dirinya tak sabar menghadapi Bahrain di tahun ini.
Salah satu alasannya adalah laga kontra Bahrain akan digelar di kandang Timnas Indonesia. Karena digelar di kandang, maka Eliano tak sabar melihat dukungan masif dari fans Garuda.
Dukungan masif itu pun diyakini akan tersaji jika berkaca pertemuan terakhir Bahrain dengan Timnas Indonesia yang berjalan dan berakhir penuh drama.
“Saya rasa menghadapi Bahrain di kandang, karena kami (Timnas Indonesia) ingin mengambil kemenangan,” kata Eliano.
“Saya rasa atmosfernya akan gila dengan adanya para penggemar juga. Ditambah dengan terakhir kali (bertemu) kita seri 2-2 saat Injury Time yang memakan waktu sangat lama,” lanjutnya.
Sekadar informasi, laga Bahrain vs Indonesia yang berakhir imbang 2-2 itu memang berjalan penuh drama karena wasit, Ahmed Al-Kaf dianggap berat sebelah ke pihak tuan rumah.
Baca Juga: Emil Audero Klarifikasi Orangtua Sempat Tak Setuju Anaknya Bela Timnas Indonesia: Ayah Saya Senang
Terlebih dengan gol penyeimbang dari Bahrain yang datang di menit ke-90+9. Padahal di laga tersebut, wasit sepakat memberi tambahan waktu hanya enam menit saja.
Setelah pertandingan, drama pun terjadi di mana para pemain Timnas Indonesia seperti Shayne Pattynama mengamuk. Bahkan manajer Timnas Indonesia, Sumardji, sampai mendapat kartu merah.
Drama yang terjadi di laga kontra Bahrain itu masih diingat dengan jelas oleh Eliano. Pasalnya, ia melakoni debutnya bagi tim Merah Putih saat melawan tim berjuluk Dalimun Warriors itu.
Sejak debutnya bagi Timnas Indonesia di laga kontra Bahrain, Eliano tak pernah lagi tampil bagi skuad Garuda dan harus rela namanya tak masuk skuad atau hanya menjadi cadangan.
Adapun alasan adik Tijjani Reijnders ini urung bermain bagi Timnas Indonesia lahir dari keputusan Shin Tae-yong, yang menyebut dirinya tak cukup baik dibanding pemain lainnya.
Namun kini kursi kepelatihan Timnas Indonesia telah beralih dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert. Alhasil, Eliano punya kesempatan untuk bisa kembali berseragam Merah Putih.
Andai bisa dipercaya berseragam Merah Putih, Eliano menargetkan dirinya bisa tampil di kandang saat Timnas Indonesia menghadapi Bahrain pada Selasa (25/3) mendatang.
Bahrain Tak Ambil Tiket Nonton Melawan Timnas Indonesia
Timnas Bahrain memutuskan untuk tidak mengambil jatah tiket yang telah dialokasikan bagi suporternya dalam laga tandang melawan Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Keputusan ini memunculkan berbagai spekulasi, terutama terkait dengan insiden kontroversial yang terjadi pada pertemuan kedua tim sebelumnya.
Pertandingan antara Indonesia dan Bahrain yang merupakan bagian dari matchday ke-8 Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dijadwalkan berlangsung pada 25 Maret mendatang.
Dalam upaya menjaga keseimbangan pertandingan dan mendukung atmosfer yang sportif, PSSI telah menyediakan kuota sebanyak 3.000 tiket bagi pendukung tim tamu. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) tidak mengambil alokasi tiket tersebut.
Keputusan ini disebut-sebut berkaitan dengan pertandingan sebelumnya antara kedua negara. Dalam laga yang berakhir imbang 2-2, Bahrain dianggap memperoleh keuntungan dari sejumlah keputusan wasit yang dinilai merugikan Timnas Indonesia.
Kontroversi tersebut memicu gelombang reaksi dari para suporter Indonesia yang menyerbu media sosial dengan komentar-komentar bernada protes terhadap Bahrain dan penyelenggaraan pertandingan.
Tak hanya itu, situasi ini berujung pada permintaan dari pihak Bahrain untuk memindahkan lokasi pertandingan ke venue netral. Federasi Sepak Bola Asia (AFC) telah menolak permintaan tersebut, sehingga laga tetap digelar di Stadion Utama GBK sesuai jadwal semula.
Keputusan Bahrain untuk tidak membawa suporternya ke Jakarta bisa jadi merupakan langkah untuk menghindari potensi ketegangan di luar lapangan. Selain itu, absennya pendukung Bahrain juga dapat berdampak pada atmosfer pertandingan yang nantinya akan didominasi oleh suporter tuan rumah.
Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi Timnas Indonesia yang mendapatkan dukungan penuh dari publiknya sendiri.
Di sisi lain, situasi ini juga menunjukkan bagaimana pengaruh media sosial dalam dunia sepak bola modern. Serangan siber dari warganet Indonesia terhadap Bahrain tampaknya memberikan tekanan psikologis yang cukup besar hingga memengaruhi keputusan federasi sepak bola negara tersebut dalam menyikapi laga tandang ke Indonesia.
Bagi Timnas Indonesia, laga melawan Bahrain menjadi kesempatan penting untuk mengamankan poin maksimal dalam perjuangan menuju Piala Dunia 2026. Dengan dukungan penuh dari ribuan suporter di SUGBK, skuad Garuda diharapkan bisa tampil optimal dan membuktikan kualitas mereka di hadapan lawan yang cukup tangguh.
Meski tanpa kehadiran suporter tim tamu, pertandingan ini diprediksi tetap berjalan ketat dan penuh gengsi. Timnas Indonesia harus tetap fokus untuk meraih kemenangan serta menjadikan laga ini sebagai momentum untuk semakin memperbesar peluang lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.
(Felix Indra Jaya)