Suara.com - Masih ingat dengan nama striker Timnas Indonesia, Jhonny van Beukering? Pada 11 Oktober 2011, van Beukering resmi sumpah setia menjadi warga negara Indonesia di Kanwil Kemenhumkam, Jakarta Timur. Usai resmi jadi WNI, van Beukering sempat mengutarakan menjadi WNI ialah impiannya.
"Ini adalah mimpi saya," begitu kata si pemain kelahiran Velp, Belanda usai sumpah setia menjadi WNI.
Van Beukering ialah pemain satu angkatan dengan Stefano Lilipaly dan Tonnie Cussel yang dinaturalisasi oleh PSSI. Proses naturalisasi ketiganya saat itu melalui proses cukup panjang.
Timnas Indonesia yang kala itu dilatih oleh Alfred Riedl berharap van Beukering jadi striker ganas di lini depan. Sayang harapan itu sirna.
Pemain yang mendapat julukan 'Jhonny of the Burger King' oleh fans NEC karena berat badannya hanya mengoleksi 1 caps bersama Timnas Indonesia. Van Beukering termasuk deretan pemain gagal di program naturalisasi PSSI.
Menariknya kini van Beukering seperti memiliki penerusnya di sepak bola. Sang keponakan, Joey van Beukering saat ini berstatus sebagai pemain di klub kecil Belanda,
MASV.
![Ingin Bela Timnas Indonesia, Keponakan Jhonny van Beukering: Ayah Saya dari Yogyakarta [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/12/30783-joey-van-beukering.jpg)
Namun berbeda dengan sang paman, Joey berstatus sebagai pemain full back. Ia kerap dimainkan sebagai full back kiri atau kanan. Joey juga bisa dimainkan sebagai seorang winger.
Usia Joey saat ini berusia 22 tahun. Dikutip dari data Transfermarkt, Joey musim depan akan bergabung ke klub kecil Belanda lainnya, De Treffers.
Karier keponakan Jhonny van Beukering itu dimulai saat ia main di akademi Graafschap. Yang menarik, Joey mengklaim bahwa ayahnya lahir di Yogyakarta dan ia memiliki keinginan membela Timnas Indonesia.
Baca Juga: Penting! Patrick Kluivert Kasih Pengumuman Jelang Australia vs Timnas Indonesia
"Ayah saya lahir di Yogyakarta. Ayah saya memiliki darah Indonesia sepenuhnya," begitu pengakuan Joey seperti dilansir dari unggahan akun Instagram @voetballers_indonesia.
"Suatu hari nanti, saya ingin membela Timnas Indonesia. Itu adalah impian saya," ucapnya.
Namun dari laman resmi Transfermarkt, Joey ialah anak dari Dennis van Beukering, kakak dari Jhonny van Beukering dan ia bukan kelahiran Yogyakarta, melainkan Velp, Belanda. Akan tetapi masih dari sumber yang sama, Dennis memiliki kewarganegaraan Indonesia dan Belanda.
Untuk ukuran pemain di usia 22 tahun, karier Joey terbilang tidak mengkilap. Ia tak pernah menembus tim besar Belanda dan hanya berkompetisi di level lebih rendah.
Nasib Jhonny van Beukering
Dikutip dari Life Afer Football, eks pemain Pelita itu mengungkap ia menghadapi masalah keuangan yang sangat pelik. Van Beukering mengatakan bahwa ia pergi dari surga menuju ke neraka.
Itu gambaran van Beukering mengenai kehidupannya pasca tak lagi menjadi pemain sepak bola. Ia menuturkan kadang hanya memiliki 50 euro atau setara Rp879 ribu untuk kebutuhan rumah tangganya selama satu minggu.
Van Beukering mengaku selama 4 tahun, ia hanya bisa memberikan uang 50 euro untuk istri dan ketiga anaknya selama seminggu.
“Kehidupan saya berubah dari surga menjadi neraka. Orang-orang tidak tahu betapa dalam saya terjatuh,” kata van Beukering dikutip dari Algemeen Dagblad.
“Saya kehilangan segalanya. Benar-benar segalanya. Kami harus hidup dengan keluarga dengan penghasilan 50 euro per pekan,” ia melanjutkan.
![Apa Kabar Jhonny van Beukering Eks Timnas Indonesia: Masih Betah Kerja di Dunia Esek-esek? [Twitter @vocketfcID]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/06/18/21946-jhonny-van-beukering.jpg)
Bahkan, dia mengaku sempat berdiri di depan gereja atau masjid untuk memberikan paket makanan dari Bank Makanan. “Paket makanan yang sebenarnya dibutuhkan oleh keluarga dan saya sendiri karena kami tak memiliki apa-apa di rumah,” ujarnya.
Oleh sebab itu, van Beukering mengingatkan kepada pesepak bola lainnya untuk memulai petualangan asing di negara lain. “Pikirkan uangmu, aku tahu apa yang akan Anda hadapi. Jangan kaget,” katanya.
Sebelum menjadi satpam di klub malam itu, van Beukering sempat menjadi pelatih dan merangkap pemain di klub Sportclub Silvolde. Pada musim 2017/18, ia sempat jadi pelatih di klub kasta ketiga Belanda, MASV.
Lalu pada musim 2019/20, van Beukering tercatat menjadi pelatih klub kasta keempat Belanda, SC Veluwezoom. Selain sebagai satpam klub malam, Van Beukering mengaku mendapat tambahan uang dengan bekerja sebagai instruktur olahraga lansia di tempat tinggalnya.
Apakah sampai saat ini ia masih bekerja sebagai klub malam? Kuat dugaan van Beukering masih berprofesi sebagai satpam klub malam.
Dari penelurusan, tidak ada kabar terbaru mengenai van Beukering. Media Belanda terakhir meliput kehidupannya pada 2022 lalu.
“Pekerjaan (sebagai penjaga pintu di klub striptis) yang menyenangkan. Bisa melihat wanita berjam-jam. Siapa yang tidak menginginkannya. Sejauh ini, ini adalah klub terbaik dalam karier saya,” katanya.