Suara.com - Penyerang timnas Indonesia, Rafael Struick tidak banyak mendapatkan banyak menit bermain di Brisbane Roar. Ia mengakui ada dua masalah yang utama.
Rafael Struick membuat langkah berani dengan meninggalkan ADO Den Haag ke Brisbane Roar. Pemain 21 tahun tersebut datang ke Australia untuk dapat menit bermain.
"Ketika datang ke sini (Australia) rencananya adalah untuk bermain lebih banyak," ucap Rafael Struick dikutip dari Omroep West.
"Kemudian terus mengembangkan diri, saya ingin bermain lebih banyak game di sini," beber penyerang timnas Indonesia.

Akan tetapi, rencana tersebut tidak sesuai kenyataan. Pasalnya eks ADO Den Haag justru melempem di Brisbane Roar.
Walau sempat rutin bermain di awal kedatangannya, tapi di enam pertandingan terakhir ini Rafael Struick justru menghilang tak pernah diberi kesempatan.
Rafael Struick blak-blakan terkait masalah yang dihadapinya di Australia. Ada dua faktor yang menghambatnya.
"Pertama-tama, cuaca. Hari ini 37 derajat celcius. Jadi kami berlatih lebih awal dan selesai lebih awal," ucap Rafael Struick.
Selain itu, kompetisi di Australia dianggap terlalu mengandalkan fisik. Hal itu beda dengan Belanda yang lebih taktikal.
Baca Juga: Sesak Naturalisasi, Siapa Lokal Pride yang Bakal Dipanggil Patrick Kluivert?
"Bagi saya itu bagus untuk jujur, saya memikirkan lebih banyak fisik daripada di Liga Belanda," beber Struick.