Infografis
Suara.com - Tidak bisa dibantah bahwa pemain keturunan Indonesia utamanya mereka yang memiliki akar Maluku di Belanda punya pertautan dengan gerakan Republik Maluku Selatan atau RMS.
Gerakan RMS cukup mengakar di Belanda, utamanya bagi mereka yang memiliki darah Indonesia. Hal ini juga yang bisa dilihat dari calon pemain Timnas Indonesia, Joey Pelupessy.
Akun X Joey Pelupessy pada 2015 sempat memposting ulang foto yang diunggah oleh akun klub Heracles Almelo.
Pada foto tersebut, Joey terlihat berfoto dengan latar belakang simbol RMS, bendera warna merah, hijau, putih, biru dengan tulisan 'Pelupessy'
Baca Juga: Joey Pelupessy: Denny Landzaat Adalah Ayah Sepak Bola Saya
Akun Heracles Almelo pada postingan tersebut menyebutkan bahwa foto itu merupakan bentuk dukungan kepada Joey dari pendukungnya.
![Joel Pelupessy: Denny Landzaat Adalah Ayah Sepak Bola Saya [Instagram Joel Pelupessy]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/22/83701-joey-pelupessy.jpg)
Joey di caption foto itu mengaku merinding mendapat dukungan dari suporter. "Merinding, suatu kehormatan sejati," ungkapnya.
Joey pada 2021 sempat mengungkap soal kehidupan keluarga besarnya yang berasal dari Maluku. Joey kepada Tubantia mengaku beberapa kali ditanya soal latar belakangnya.
"Saya mencoba menjelaskan sejarah Maluku kepada mereka, tetapi itu cukup sulit. Mereka tidak tahu di mana Maluku berada, mereka tidak tahu sejarah kolonial Belanda. Hal seperti itu tidak sampai kepada mereka," kata Joey.
"Saya sempat berdiskusi dengan rekan setim saya dari Belanda, Joost van Aken, tentang hal itu di Inggris. Dia tahu sedikit tentang cerita Maluku, tetapi banyak juga yang tidak diketahuinya. Dia menanyakan pertanyaan tentang sejarah kami dan saya dengan senang hati menjawabnya," jelas pemain 31 tahun itu.
Baca Juga: Joey Pelupessy: Orang Tua Saya Lahir di Belanda Makanya Nama Saya Begini
Lebih lanjut, Joey mengaku bahwa terkadang ia berbicara dengan ayahnya tentang sejarah Maluku. Ayah dan ibu Joey yang memiliki darah Maluku, lahir di Belanda.
"Ayah saya lahir di Belanda, sebagai anak bungsu kedua dari 10 bersaudara. Dalam percakapan kami, saya merasakan kekecewaannya yang besar tentang bagaimana sejarah Maluku yang tidak terungkap," kata Joey.
