Suara.com - Timnas Indonesia menghadapi tantangan besar dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Bersama pelatih baru, Patrick Kluivert, mereka dihadapkan dua laga penting pada Maret 2025.
Patrick Kluivert selaku pengganti Shin Tae-yong yang dipecat PSSI pada 6 Januari lalu dihadapkan dengan sejumlah masalah.
Jelang dua laga lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kontra Australia dan Bahrain, Timnas Indonesia masih punya sejumlah kekuarangan yang patut dibenahi.
1. Finishing
Baca Juga: Profil Marselinus Ama Ola, Winger Lincah Bantu Jens Raven Bobol Gawang Uzbekistan U-20

Masalah klasik Timnas Indonesia adalah buruknya finishing atau penyelesaian akhir. Banyak peluang terbuang karena ketidaktepatan dalam eksekusi atau terburu-buru.
Patrick Kluivert perlu fokus meningkatkan latihan finishing, baik di latihan maupun uji coba, agar pemain lebih tenang dan akurat di depan gawang.
2. Kebugaran

Kendala fisik sering menghambat Timnas Indonesia saat melawan tim lebih kuat seperti Jepang pada November lalu. Pemain perlu meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan stamina melalui latihan fisik intens.
Tak dapat dipungkiri beberapa pemain andalan Timnas Indonesia tidak mendapat menit bermain yang cukup di klubnya.
Baca Juga: Patrick Kluivert Wajib Lirik Pemain Keturunan 19 Tahun Jebolan Ajax Amsterdam Ini!
Andai Kluivert tetap memanggil mereka seperti Nathan Tjoe-A-On (Swansea City), Marselino Ferdinan (Oxford United) dan Sandy Walsh (Yokohama F. Marinos), staf pelatih perlu bekerja keras untuk mendongkrak kondisi fisik mereka.
Pemilihan pemain dengan fisik prima dan kemampuan adaptasi yang baik juga sangat penting untuk bersaing dengan lawan-lawan yang lebih tangguh.
3. Transisi Permainan

Pola koordinasi antara lini serang dan bertahan Timnas Indonesia masih kurang solid.
Terkadang, transisi antara menyerang dan bertahan tidak berjalan lancar, membuat tim rentan terhadap serangan balik, seperti yang terjadi saat lawan China.
Kebutuhan akan kerjasama yang lebih baik antara pemain di kedua sektor ini sangat penting untuk memperbaiki keseimbangan tim secara keseluruhan.
Kontributor : Imadudin Robani Adam