Tyo pun membandingkan sikap pengamat nasional dengan luar negeri yang kebanyakan berlatar belakang sebagai pemain atau pelatih.
Di mana para pengamat luar negeri memberikan analisa secara bebas dan terbuka, serta yang paling utama adalah independen.
"Di Eropa pengamat sepak bola kebanyakan mantan pemain atau pelatih. Analisa bebas dan terbuka, sangat independen dan elegan," tulis Tyo lagi.
"Mmmm di sini semua bisa dikondisikan, terjamin asal nurut dan tegak lurus. Kapan disuruh dia, kapan disuruh bersuara."
"Kalau nggak sejalan ya pasti diserang buzzer berkedok netizen, sudah gila!" imbuhnya.
Tyo Nugroho sendiri mengaku bukan bagian dari para pengamat sepak bola Tanah Air yang dikumpulkan pada Desember 2024 lalu.
"Gue bukan bagian dari pengamat sepak bola yang dikumpulkan di Hotel Mandarin pada Desember 2024 lalu. Gotong Royong FC, ups," tulis Tyo pada akun Instagram pribadi.
Kontributor: Eko
Baca Juga: Tak Berkutik di Tangan Iran, Timnas Indonesia Perlu Evaluasi Besar-besaran?