Suara.com - Pelatih NEC Nijmegen, Rogier Meijer menyoroti sikap Calvin Verdonk yang meledak-ledak saat mengkritik keputusan penyerang muda asal Jepang, Kento Shiogai dalam laga kontra FC Groningen, Minggu (9/2/2025).
Dalam pertandingan lanjutan Eredivisie yang dimenangkan Groningen 2-1 itu, Calvin Verdonk hampir terlibat pertengkaran dengan rekannya sendiri.
Verdonk terlihat tak kuasa menahan emosi setelah Kento Shiogai memilih untuk melepaskan tembakan alih-alih memberi umpan kepada bek Timnas Indonesia itu.
Momen itu terjadi jelang laga berakhir. Shiogai dianggap egois karena melepaskan tembakan yang akhirnya ditangkap kiper lawan.
Baca Juga: Kabar Abroad: Calvin Verdonk Menggila Cetak Assist, Tapi NEC Nijmegen Menyerah
Padahal, Verdonk dianggap memiliki posisi yang jauh lebih baik untuk bisa mencetak gol dan menyelamatkan NEC Nijmegen dari kekalahan.
Pasca laga, Rogier Meijer menyoroti insiden di mana Verdonk menghampiri dan memarahi Shiogai hingga harus dilerai oleh rekan-rekannya.
![Calvin Verdonk hampir baku hantam dengan penyerang muda NEC Nijmegen asal Jepang, Kento Shiogai. [Dok. X/@/Sjakieeeeeee]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/11/85728-calvin-verdonk-hampir-baku-hantam-dengan-penyerang-muda-nec-nijmegen-asal-jepang-kento-shiogai.jpg)
"Saya tidak punya masalah dengan perkelahian seperti itu. Emosi adalah bagian dari pertandingan seperti itu," kata Rogier Meijer dikutip dari media Belanda, AD, Selasa (11/2/2025).
"Kento seharusnya mengoper bola dan kemudian seseorang akan berdiri sendirian di depan kiper."
"Sayangnya, kita tidak bisa mengubahnya sekarang. Calvin pergi menemui Kento di ruang ganti dan itu sudah berakhir."
Baca Juga: Siapa Joey Veerman? Khilaf Tepis Tangan Calvin Verdonk, Langsung Kirim Pesan untuk Minta Maaf
Verdonk sendiri mengakui kesalahannya. Dia menyebut sebagai rekan satu tim, mereka harus saling mengingatkan kesalahan pemain lain.
Meski demikian, Verdonk mengakui bahwa memarahi Shiogai di tengah laga adalah kesalahan. Dia seharusnya menegur striker muda itu di ruang ganti.
"Saya jelas tidak ingin menyerang Kento," kata Verdonk.
"Saya berlari ke arahnya dan berteriak: berikan bola itu kepada saya. Saya seharusnya mengungkapkan kemarahan saya di ruang ganti."
"Tidaklah bijaksana bagi saya untuk melakukannya di lapangan, karena semua orang dapat melihatnya. Tapi, ya sudahlah, tidak apa-apa."
"Saya akan mencarinya nanti dan kemudian kita akan duduk bersama di meja sarapan lagi pada hari Senin."