Suara.com - Tiga penyerang Timnas Indonesia punya kaitan erat dengan orang Indonesia di klub tempat mereka bermain. Pasalnya, ketiga striker itu bermain untuk klub yang dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia.
Semakin banyaknya klub-klub Eropa dan belahan dunia lainnya—yang secara kekuatan sepak bola lebih baik dari Indonesia— membuat kesempatan pemain Tanah Air bisa berkarir di klub tersebut.
Fenomena ini sebetulnya sudah terjadi sejak medio 2010-an ketika pemain-pemain muda macam Yandi Sofyan, Alfin Tuasalamony, hingga Syamsir Alam berkarir di Eropa bersama klub yang dimiliki orang Indonesia.
Lantas, untuk saat ini ada tiga penyerang Timnas Indonesia yang punya kondisi serupa.

Memang bukan di Eropa, Rafael Struick pindah ke klub Liga 1 Australia, Brisbane Roar, pada September 2024 lalu. Ia pindah dari ADO Den Haag yang sudah dibela sejak masih di tim muda.
Brisbane Roar sendiri dimiliki oleh Bakrie Group, sebuah perusahaan asal indonesia. Bakrie Group mengakuisisi 70% saham Brisbane Roar pada 2011, lalu pada 2012 Bakrie Group mengambil alih seluruh saham Brisbane Roar dari Federasi Sepak Bola Australia (FFA).
Struick sendiri masih berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya dan berupaya mendapat menit bermain reguler. Di Liga Australia musim ini, ia baru bermain 9 kali dengan torehan satu gol.
Baca Juga: Kemampuan Spesial Jay Idzes hingga Copot Ban Kapten dari Pemain Rp19 M
![Ragnar Oratmangoen mengenakan jersey baru Timnas Indonesia garapan Erspo. [Dok. Instagram/@timnasindonesia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/23/28596-ragnar-oratmangoen-mengenakan-jersey-baru-timnas-indonesia-garapan-erspo.jpg)
Nasibnya sempat tidak jelas setelah dicampakan FC Groningen, Ragnar Oratmangoen memutuskan pindah ke Liga Belgia bersama FCV Dender EH pada Agustus 2024.