Simon Tahamata: Saya Prihatin ...

Irwan Febri Suara.Com
Sabtu, 08 Februari 2025 | 12:50 WIB
Simon Tahamata: Saya Prihatin ...
Simon Tahamata masih menunjukkan optimismenya jika Ambon akan merdeka dan menjadi negara sendiri. (IG Simon Tahamata)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan pemain Timnas Belanda berdarah Maluku, Simon Tahamata, pernah mengungkapkan keprihatinannya terhadap nasib klub sepak bola di tanah kelahiran leluhurnya yang tak hidup.

Kerisauan itu sempat disampaikan oleh Simon Tahamata saat mengunjungi tanah kelahiran leluhurnya di Ambon, pada 2010 silam. Di kota ini, sebetulnya ada salah satu klub kebanggaan daerah bernama PSA Ambon.

Akan tetapi, klub tersebut tidak hidup selayaknya klub-klub lainnya. Hal itu diketahui Simon Tahamata saat memberikan pelatihan kepada pemain usia muda dalam sebuah agenda yang difasilitasi Mobilae Maluku Foundation, Belanda, serta LSM Cergas, dan Ambon Manise Institute.

“Beta prihatin karena pembinaan kepada pemain junior kurang optimal. Akibatnya, PSA Ambon tidak bisa mengikuti kompetisi Liga Indonesia saat ini,” kata Simon Tahamata di Ambon pada medio November 2010 dikutip dari Antara.

Baca Juga: Alhamdulillah, Patrick Kluivert Tak Bawa Tangan Kosong Usai Ketemu Operator BRI Liga 1 dan Liga 2

Menurut Simon, PSA Ambon sebetulnya punya kiprah yang membanggakan di panggung sepak bola nasional. Akan tetapi, kehidupan klub ini tak berjalan semestinya hingga tidak aktif lagi bersaing di kompetisi.

“Beta dengar PSA Cukup disegani dalam kiprah sepak bola nasional dan bila saat ini tidak aktif lagi, itu sangat disayangkan,” ujar pemain yang menjadi legenda Ajax Amsterdam tersebut.

Menurut Tahamata, pembinaan pemain usia dini yang baik ini bergantung kepada pengelolaan manajemen dan pengurus klub. Akan tetapi, jika pengurusnya saja tidak ada, maka pembinaan ini tak akan optimal. 

“Jadi, sekiranya pengurus saja tidak ada, maka pasti pembinaan berjalan kurang optimal di masing-masing klub,” ujar pemain yang mengoleksi dua gol dari 22 penampilannya bersama Timnas Belanda itu.

Ketika itu, Simon Tahamata memberikan saran kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI Maluku untuk melihat masalah ini dengan baik. Sehingga, kepedulian masyarakat Belanda asal Maluku untuk membantu perkembangan sepak bola di sana tidak sia-sia.

Baca Juga: Jadi Model di Suhu 1 Derajat, Calvin Verdonk Bibirnya Sampai Biru karena Kedinginan

Ketika itu, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI Maluku ialah Dirk Soplanit. Dia sudah beberapa kali menjadi petinggi di PSSI pusat, termasuk salah satunya jadi anggota Exco PSSI pada 2019 silam. 

Belakangan, dia mulai menjadi pengurus klub yang sukses promosi ke Liga 1, Malut United. DI klub berjuluk Laskar KIe Raha itu, Dirk Soplanit menjabat sebagai Direktur Utama.

“Beta diberitahu Bert Pentury (pelatih KNVB di Belanda) bahwa dia telah melakukan pelatihan kepada para pelatih maupun pemain usia dini sejak 2005, tetapi tidak berkembang karena kepengurusan PSA tidak aktif, sehingga perlu ditangani sesegera mungkin oleh Pengprov PSSI Maluku,” ujar Tahamata.

Kontributor: Muh Faiz Alfarizie

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI