Suara.com - Simon Tahamata, sosok yang begitu dihormati di dunia sepak bola Belanda, bicara soal program naturalisasi Timnas Indonesia. Mantan bintang Ajax Amsterdam yang dikabarkan berpeluang besar menduduki kursi Direktur Teknik Timnas Indonesia itu memberikan saran penting untuk PSSI.
Perbincangan mengenai dirinya akan jadi Dirtek Timnas Indonesia pun semakin hangat, terlebih setelah Timnas Indonesia resmi menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih anyar.
Dengan latar belakang sepak bola Belanda yang begitu kental, kehadiran Tahamata di PSSI dinilai bisa membawa pengaruh besar bagi pengembangan sepak bola nasional.
Namun jauh sebelum kabar ini mencuat, Tahamata pernah memberikan masukan berharga kepada PSSI terkait kebijakan naturalisasi pemain keturunan.
Baca Juga: Simon Tahamata Mendarat di Indonesia: Beta Prihatin...
Pada tahun 2010, saat dirinya pulang ke tanah leluhurnya di Maluku, ia mengingatkan agar PSSI lebih selektif dalam memilih pemain yang akan dinaturalisasi.
Menurutnya, proses naturalisasi harus melalui pertimbangan matang agar benar-benar memberikan dampak positif bagi Timnas Indonesia.
Jika dilakukan tanpa perhitungan yang cermat, upaya ini dikhawatirkan tidak akan membawa hasil maksimal dalam meningkatkan prestasi di kancah internasional.
“Perhitungan PSSI harus matang dan cermat dalam melakukan naturalisasi pemain. Jika tidak maka program ini (naturalisasi) tidak akan berhasil mendongkrak prestasi Indonesia di pentas sepakbola internasional," katanya tahun 2010 lalu seperti dikutip dari Antaranews.
Lebih lanjut, Tahamata menekankan bahwa banyak pemain keturunan Maluku yang memiliki keinginan membela Timnas Indonesia.
Baca Juga: Kevin Diks: Banyak Tawaran, Tapi Borussia Monchengladbach Kasih...
Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan PSSI untuk memastikan bahwa pemain yang dipilih benar-benar mampu berkontribusi secara signifikan.
Naturalisasi, dalam pandangannya, bukan sekadar formalitas, tetapi harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Meski banyak talenta potensial dari Maluku yang bermain di luar negeri, faktor sejarah dan hubungan politik antara Indonesia, Belanda, dan Maluku kerap menjadi pertimbangan bagi sejumlah pemain dalam mengambil keputusan.
Oleh karena itu, PSSI diharapkan dapat menjalankan kebijakan naturalisasi dengan bijaksana, tidak hanya demi prestasi jangka pendek, tetapi juga untuk perkembangan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
“Saya mendukung program naturalisasi dan banyak pemain asing keturunan Maluku juga bersedia untuk pulang kampung membela negaranya.”
“Tetapi hendaknya dilakukan dengan bijaksana dan melalui analisa dan pengkajian mendalam, sehingga berdampak besar bagi perkembangan sepakbola Indonesia.” pungkasnya.
(Felix Indra Jaya)