Suara.com - Legenda Ajax Amsterdam sekaligus Timnas Belanda, Rafael van der Vaart, berharap bahwa Simon Tahamata bisa segera kembali ke Ajax Amsterdam. Sayangnya, Simon telah disingkirkan dari jabatannya di akademi.
Harapan yang disampaikan eks pemain Real Madrid itu tak terlepas dari hengkangnya Simon Tahamata dari pekerjaannya sebagai salah satu pelatih di akademi Ajax Amsterdam, atau yang lebih dikenal sebagai De Toekomst.
De Toekomst, atau yang berarti The Future alias Masa Depan, merupakan sebuah kompleks olahraga khusus pembinaan pemain muda yang berada di Ouder-Amstel, Belanda, yang dimiliki oleh Ajax Amsterdam.
De Toekomst tidak hanya menjadi markas tim putri Ajax yang berkompetisi di Eredivisie Vrouwen, tetapi juga markas Jong Ajax yang bermain di Eerste Divisie, serta Ajax Amateurs, yang bermain di Derde Divisie.
Baca Juga: PSSI Umumkan Asisten Pelatih Lokal untuk Patrick Kluivert
Selain itu, De Toekomst juga menjadi tempat latihan tim senior Ajax dan Ajax Youth Academy. Di tempat ini, Simon telah bekerja cukup lama, yakni mulai periode pertama (2004-2009), hingga periode kedua (2014-2024).
Simon Tahata akhirnya mengalami keretakan hubungan dengan Ajax karena hanya diberi setengah jam kerja pada akhir tahun 2023 lalu. Dia memutuskan angkat kaki dan berangkat ke Berlin untuk mendirikan akademis epak bola.
Van der Vaart sempat melayangkan harapannya agar Simon Tahamata bisa segera kembali ke Ajax. Sebab, dia adalah salah satu orang yang punya arti penting dalam pembinaan usia dini di klub tersebut.
"Simon memiliki kelas tersendiri. Ia mungkin adalah pribadi yang paling tampan dalam dunia sepak bola. Benar-benar unik. Ia sangat sedih karena tidak lagi bekerja di Ajax. Anda harus menghargai pria seperti itu. Saya harap ia segera kembali,” ujar van der Vaart pada November 2024 silam, dikutip dari Vandaaginside.nl.
Tidak Masuk Akal
Baca Juga: Berat! Pundak Ole Romeny Bawa Harapan Beban Loloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2025
Rafael van der Vaart sebetulnya cukup mengagumi keputusan Simon Tahamata yang memilih membangun akademi sepak bolanya sendiri di Berlin, Jerman. Akan tetapi, van der Vaart menganggap hal ini tidak masuk akal.
Sebab, menurut van der Vaart, semestinya Simon Tahamata masih mendapatkan tempat spesial di akademi Ajax Amsterdam, alih-alih membangun akademi sepak bolanya sendiri yang berada di luar Belanda.
"Sekolah sepak bola memang hebat, tetapi tentu saja tidak masuk akal jika ia melakukannya di suatu tempat di Berlin. Ia hanya bagian dari Ajax. Ia berusia 68 tahun dan ia berjalan seratus kali lebih lancar daripada saya. Benar-benar hebat," ujar van der Vaart.
Kontributor: Muh Faiz Alfarizie