![Eks pemain Ajax Amsterdam, Simon Tahamata digadang-gadang bakal menduduki posisi sebagai Dirtek Timnas Indonesia. [Tangkap layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/03/38491-simon-tahamata.jpg)
“Saya seharusnya berada di pesawat SLM yang jatuh di Suriname pada tahun 1989. Dua minggu sebelum kami pergi, saya mematahkan tulang selangka saya,” kenangnya, dikutip dari AD.nl.
“Saat itu saya berada di pemakaman para korban. Orang-orang berkata: ‘Simon, ini bukan waktu Anda, Tuhan punya rencana lain untuk Anda’,” lanjutnya.
Sekadar informasi, grup Colourful 11 itu berisikan pemain-pemain dengan warna kulit yang berbeda dengan para pemain berkebangsaan Belanda lainnya.
Simon Tahamata yang merupakan keturunan Maluku pun punya warna kulit yang berbeda, kendati dirinya memegang paspor Belanda saat itu.
Karena warna kulitnya, Simon Tahamata sempat dikira orang Suriname. Padahal, dirinya sendiri keturunan Maluku, bukan Suriname yang dikenal sebagai tempat pembuangan orang-orang Jawa.
“Saya harus menunjukkan warna kulit saya, pada 1977. Sampai saat itu, banyak orang mengira saya adalah orang Suriname,” imbuhnya.
“Saya membuat diri saya dikenal di media dan di dunia sepak bola sebagai seorang Maluku dan saya berkata bahwa saya bersimpati dengan aksi Maluku,” tambahnya.
Karena punya warna kulit yang cenderung gelap, Simon Tahamata pun menjadi pemain kulit hitam pertama di Ajax Amsterdam dan juga Timnas Belanda.
Karenanya, namanya pun melejit saat itu dan membuat Simon Tahamata bangga karena dirinya bisa memperkenalkan Maluku kepada khalayak ramai.
Baca Juga: OTW Naturalisasi, Silsilah Darah Keturunan Ole Romeny, Dion Markx, dan Tim Geypens
“Untuk menjadi terkenal, sebagai pesepak bola, pemain kulit hitam pertama di Ajax dan Timnas Belanda. Dan dari sana, sebagai pemain terkenal, publik figur, saya bisa bercerita soal Maluku,” pungkasnya.