Suara.com - Calon Direktur Teknis atau Dirtek Timnas Indoesia Simon Tahamata dikaitkan dengan organisasi Republik Maluku Selatan atau RMS. Mantan pesepak bola Timnas Belanda ini juga dikenal sebagai aktivis keturunan Maluku di sana.
Maka tak heran jika Simon Tahamata merupakan sosok yang memiliki warisan besar dalam sepak bola Belanda dan bukan figur biasa. Kiprahnya di lapangan hijau bersama Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam membuatnya dihormati di dunia sepak bola Eropa.
Sorotan terhadap Simon Tahamata kembali mencuat saat laga Eredivisie Belanda 2023/2024 antara Ajax Amsterdam melawan FC Utrecht.
Klub dan para penggemar memberikan penghormatan khusus sebelum pertandingan dimulai, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya, baik sebagai pemain maupun pelatih akademi Ajax.
Warisan Maluku dan Ikatan Sejarah
Simon Tahamata lahir di barak Kamp Vught, Belanda, dari keluarga Maluku. Ayahnya, Lambert Tahamata, adalah seorang prajurit KNIL, sementara ibunya, Octovina Leatemia, berperan besar dalam membesarkan 12 anak di keluarga mereka.
Kehadiran komunitas Maluku di Belanda sendiri tak terlepas dari pergolakan politik di Indonesia pada 1950-an, terutama terkait gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
![Simon Tahamata eks Ajax dirumorkan jadi Dirtek Timnas Indonesia [Instagram Simon Tahamata]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/31/66126-simon-tahamata.jpg)
Pada usia lima tahun, Simon dan keluarganya berpindah ke Tiel, sebuah daerah yang saat itu masih berupa pinggiran desa.
Komunitas Maluku di Belanda terus berjuang untuk mempertahankan identitasnya, dan Simon pun mulai bersimpati terhadap gerakan tersebut saat menginjak usia 19 tahun.
Ia merasakan pentingnya mengungkapkan asal-usulnya, terutama karena banyak yang mengira dirinya berasal dari Suriname.