Suara.com - Pegadaian Liga 2 2024/2025 kini memasuki babak delapan besar dan play-off degradasi, dengan persaingan untuk promosi ke BRI Liga 1 dan menghindari degradasi ke Liga Nusantara semakin sengit.
Suara.com akan membahas tiga fakta menarik terkait perjalanan tim di babak delapan besar.
Di mana beberapa tampil impresif sementara yang lainnya mengecewakan. Apa saja faktanya?
PSIM Yogyakarta Tampil Gahar
Baca Juga: Sengitnya Liga 2, Gol Gelandang Buthan Pupus Asa Persikota ke 8 Besar
PSIM Yogyakarta memulai babak delapan besar Pegadaian Liga 2 2024/2025 dengan sempurna, meraih dua kemenangan berturut-turut.
Mereka mengalahkan Deltras FC 1-0 pada 20 Januari, lalu menang lagi 1-0 di kandang PSPS Pekanbaru pada 25 Januari.
Kemenangan di Pekanbaru sangat penting, mengingat PSPS adalah pesaing utama untuk promosi ke Liga 1.
Penampilan gemilang ini datang setelah PSIM lolos ke delapan besar dengan performa yang kurang meyakinkan.
Keputusan Kontroversi Wasit Kerap Mewarnai
Baca Juga: Bentrok Pecah di Laga Persikota vs PSKC Cimahi, Aksi Pemukulan Tak Terhindarkan
VAR sangat dibutuhkan di Pegadaian Liga 2, namun belum diterapkan musim ini.
Tanpa VAR, banyak keputusan kontroversial terjadi, seperti gol Rafinha yang tampak offside saat melawan Deltras FC pada 20 Januari.
Selain itu, kiper Bhayangkara FC lolos dari hukuman meski menyentuh bola di luar kotak penalti saat melawan PSKC Cimahi pada 27 Januari.
Deltras FC Kempes
Deltras FC lolos ke babak delapan besar Pegadaian Liga 2 setelah drama laga tunda melawan Persibo Bojonegoro, yang penuh kontroversi.
Namun, setelah itu, penampilan mereka menurun. Tim asuhan Bejo Sugiantoro kalah 0-1 dari PSIM Yogyakarta dan kembali kalah saat menjamu Persiraja Banda Aceh.
Kontributor : Imadudin Robani Adam