Kisah Suram Sepak Bola Suriah, Negara Rusak yang Bikin Malu Indra Sjafri

Galih Prasetyo Suara.Com
Senin, 27 Januari 2025 | 23:01 WIB
Kisah Suram Sepak Bola Suriah, Negara Rusak yang Bikin Malu Indra Sjafri
Ilustrasi sepak bola Suriah [Tangkap layar X]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Timnas Indonesia U-20 besutan Indra Sjafri dihajar oleh Suriah U-20 pada turnamen Mandiri U-20 Challenge Series di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Senin (27/1) malam.

Suriah U-20 pecundangi Timnas Indonesia U-20 dengan skor meyakinkan 2-0. Dua gol Suriah dicetak oleh Majd Manaf Ramadan pada menit ke-28 dan Anas Hussam Dahhan pada menit ke-65.

Jalannya pertandingan pada babak pertama, Indonesia memainkan bola-bola pendek di dalam pertahanan. Namun Suriah yang mengandalkan kecepatan langsung mengambil dan sempat melakukan penyerangan hingga masuk ke kotak penalti Indonesia.

Suriah U-20 tampil begitu teringginas. Tim berjuluk The Young Qasioun Eagles itu mencetak gol di menit ke-28.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-20 Kalah dari Suriah, Netizen: Takutnya Ini Karma dari STY

Berawal dari umpan-umpan cepat yang dibangun Suriah, Khaled dengan cepat memberi umpan lambung ke arah Manaf.

Meskipun sudah dijaga namun pesepak bola yang memiliki nama lengkap Majd Manaf Ramadan itu masih bisa menang dalam duel dengan meluncur dan mengarahkan bola ke gawang Garuda Muda. Skor sementara berubah menjadi 0-1.

Di babak kedua, Suriah berhasil menggandakan keunggulan lewat tendangan bebas yang diambil oleh Anas Hussam pada menit ke-65, setelah bola yang ditendangnya meluncur bebas ke arah sebelah kiri gawang Ikram. Skor 2-0 jadi hasil akhir di laga Timnas Indonesia U-20 vs Suriah.

Perjalanan Suriah U-20 di Mandiri U-20 Challenge Series cukup impresif. Sebelum kalahkan Timnas Indonesia U-20, Suriah mengalahkan India 6-0.

Catatan impresif ini patut diapresiasi. Pasalnya seperti kita ketahui, Suriah ialah negara rusak akibat perang saudara berkepanjangan.

Baca Juga: Hasil Timnas Indonesia U-20 vs Suriah: Garuda Muda Keok Tanpa Bisa Cetak Gol

Kisah suram sepak bola Suriah

Perang saudara di Suriah dan upaya melawan rezim Bashar al-Assad yang menindas telah mengubah kehidupan banyak orang di negara itu, tak terkecuali pesepak bola.

Fakta miris tentang sepak bola Suriah, khususnya tim muda sempat diungkap oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Investigasi dari OCCRP dan mitranya menemukan fakta bahwa di Suriah pemalsuan dokumen untuk pemain muda jadi praktik lazim selama puluhan tahun.

Praktik kotor itu mulai terendus saat Suriah sukses mengalahkan Italia di Piala Dunia U-20 2025. Suriah saat itu menang 2-1. Pencetak gol kemenangan Suriah ialah Mohammed al-Hamwi.

Dari penyelidikan OCCRP, al-Hamwi berusia 21 tahun. Dokumennya dipalsukan. Ia tak sendirian, investigasi OCCRP menemukan fakta bahwa dari 1989 hingga 2005, setidaknya 40 pemain Suriah yang berusia 18 tahun dapat bermain di kompetisi usia muda dengan paspor palsu.

Selebrasi para pemain Iran setelah tundukkan Suriah di babak 16 besar Piala Asia 2023 (the-afc.com)
Selebrasi para pemain Iran setelah tundukkan Suriah di babak 16 besar Piala Asia 2023 (the-afc.com)

Parahnya lagi, praktik ini diduga 'disetujui' oleh FIFA. Alurnya, otoritas sepak bola Suriah mendapatkan papsor palsu yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri negara itu.

Kemudian paspor-paspor palsu itu diserahkan ke FIFA. Investigasi OCCRP menemukan bahwa sejumlah pemain Suriah di laman resmi FIFA tertulis dengan tahun kelahiran di paspor palsu.

"Perbedaan usia yang diserahkan dan usia sebenarnya berkisar antara satu sampai enam tahun," tulis laporan OOCRP.

Salah satu contohnya ialah kiper Mazen Koussa. Paspor palsu yang diserahkan ke FIFA, ia ditulis dengan nama Malek dan kelahiran 1971. Namun sebenarnya si pemain sempat mengatakan dirinya lahir tahun 1965.

Praktik pemalsuan umur di sepak bola Suriah menjadi hal lumrah, meski pihak-pihak terkait membantah hal tersebut. PSSI-nya Suriah kerap melempar bola kesalahan itu kepada pemerintah mereka.

Salah satu pemain Suriah, Mustafa Shakoush sempat menguatarakan bahwa tahun kelahirannya juga diubah, dari 1985 menjadi 1986. Ia mengatakan, 'pemalsuan itu mendapat dukungan dari tingkat tertinggi lembaga negara'

Anas Ammo, jurnalis Suriah mengatakan bahwa praktik kotor pemalsuan umur di negaranya tidak hanya menciderai nilai fair play dalam sepak bola namun juga menghambat pemain berbakat untuk berkembang karena mereka terjebak bersaing dengan pemain lawan di usia yang lebih muda.

"Kami telah melihat banyak generasi sepak bola Suriah yang terkubur di tim muda," katanya.

Menurut salah satu pesepak bola Suriah, Marwan Mouna mengatakan bahwa pemalsuan, penipuan dan penyuapan sudah mendarah daging bagi orang Suriah.

"Mereka (pemerintah) yang mengajari kami tentang penipuan, penyuapan dan pemalsuan. Pemalsuan sudah mengalir di darah kami," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI