Suara.com - Berawal dari keputusan memecat Shin Tae-yong, publik Tanah Air dikejutkan dengan munculnya orang-orang lama PSSI yang naik panggung drama ini.
Komentator kondang sepak bola Indonesia, Valentino Simanjuntak, lewat unggahan akun Istagram pribadi menyinggung tentang kembalinya orang-orang lama PSSI.
Orang-orang lama PSSI yang muncul naik ke panggung dalam drama pemecatan Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
Diawali permintaan maaf Valentino yang tidak turut dalam mengantar Shin Tae-yong ke bandara untuk pulang ke Korea Selatan.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-20 Kalah dari Suriah, Netizen: Takutnya Ini Karma dari STY
Kemudian Valentino menyinggung petinggi-petinggi federasi yang menurutnya harus waspada dengan fenomena dadakan.
Di mana muncul pihak-pihak di belakang pemecatan Shin Tae-yong hingga dengan dukungan orang-orang lama PSSI yang mulai bermuncula.
"Bapak ibu 'BOD' hati-hati sama pembisik dan influencer yang salah, apalagi kalau yang mulai support orang-orang lama yang akhir-akhir ini bermunculan."
"Waspadalah, jangan sampai niat baik malah mereka manipulasi. Ini situasi di mana mereka mau turut berandil kalau sampai sukses."
"Tapi di sisi lain bisa jadi mereka yang nggak mau lihat CV BOD sekarang melebihi mereka," tulis Valentino Simanjuntak.
Baca Juga: Hasil Timnas Indonesia U-20 vs Suriah: Garuda Muda Keok Tanpa Bisa Cetak Gol
Berikut ini beberapa orang-orang lama PSSI yang bermunculan dalam drama pemecatan Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
1. Nurdin Halid
Dengan penuh percaya diri mantan Ketum PSSI ini menyebut Shin Tae-yong bukan sosok yang bisa dibanggakan sepak bola Indonesia.
Ia justru lebih membanggakan skuad Timnas Indonesia yang lolos ke Piala Asia 2007 tanpa pemain naturalisasi, tetapi sebagai tuan rumah.
"Kalau kita lihat juga apa yang membanggakan dengan Shin Tae-yong? Hanya dengan dia berhasil meloloskan tim U-23 ke semifinal (Piala Asia U-23). Kalau Piala Asia menurut saya lebih berhasil 2007," kata Nurdin Halid saat acara dialog di TV One, Kamis (9/1/2025).
"2007 tanpa (pemain) diaspora. Tanpa naturalisasi gitu ya. Kita (Timnas Indonesia 2007) selisih gol lebih bagus daripada 2023. Waktu Piala Asia 2007, Indonesia menang atas Bahrain, 2023 Indonesia hanya melawan Vietnam. Poinnya 3, kalah lawan Irak 1-3, kalah lawan Jepang 1-3, kalah dari Australia."
"2007 kita kalah dari Arab Saudi 2-1. Hampir kita seri, kalau seri kita lolos. Selisih gol lebih bagus daripada Piala Asia 2023 yang ada naturalisasi. Kita tidak ada naturalisasi. Jadi dimana prestasi yang dibanggakan Shin Tae-yong," imbuhnya.
2. Gusti Randa
Berbeda dengan Nurdin Halid, Gusti Randa cukup mengapresiasi torehan yang dicatatkan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Meski begitu, Gusti Randa juga mendukung adanya evaluasi terhadap pelatih asal Korea Selatan itu, sama seperti pelatih-pelatih sebelumnya.
Tak sampai di situ, Gusti Randa bahkan sampai merujak Tommy Welly alias Bung Towel, sosok pengamat yang vokal mengkritik Shin Tae-yong.
"Apakah sekarang dengan kegagalan kita di Piala AFF, kita akan evaluasi pelatih kita? Oh pasti menurut saya. Semua pelatih-pelatih di PSSI ini kalau gagal dengan targetnya itu pasti dievaluasi," kata Gusti Randa.
"Tadi Bung Towel sudah bercerita itu, kita ambil dari Alfred Riedl, itu kita evaluasi. Lalu ganti pelatih dan ada Simon yang saat itu pelatih Bhayangkara FC. Kita ganti lagi," imbuhnya.
Mantan Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Hinca Panjaitan, turut berkomentar soal penyebab pemecatan Shin Tae-yong. Menurutnya, Shin Tae-yong dipecat karena adanya ketidakharmonisan dalam internal skuad Timnas Indonesia saat ini.
"Sepakbola tidak hanya tentang strategi atau skor, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan emosi dan ego di dalam tim," kata Hinca Panjaitan.
"Rotasi mendadak ini menimbulkan banyak pertanyaan dan memunculkan dugaan adanya hukuman non-teknis. Ketidakharmonisan di ruang ganti dapat menjadi masalah serius, terutama saat menghadapi tekanan dari kompetisi tingkat internasional," imbuhnya.
Kontributor: Eko