Seoane pensiun sebagai pemain pada 2010. Tiga tahun kemudian, ia menjadi pelatih di tim Luzern U-18. Setelah itu ia jadi pelatih sementara FC Luzern.
Pada 2018, ia menjadi pelatih kepala di klub Swiss lainnya, BSC Young Boys. Di sana, ia menorehkan 97 kemenangan, 27 hasil imbang dan 24 kekalahan dari 148 pertandingan di semua kompetisi.
Catatan ini yang membuat klub Bayer Leverkusen meminangnya pada 2021. Setelah melakoni 56 pertandingan di Werkself---julukan Leverkusen, Seoane pada 2023 diangkat jadi pelatih Gladbach. Sejauh ini ia telah mencatatkan 99 laga di semua kompetisi bersama Gladbach.
Dikutip dari laman resmi Bundesliga, Gerardo Seoane dianggap memiliki karakter permainan seperti pelatih Wolfsburg, Ralph Hasenhüttl.
"Gaya Seoane penuh tekanan dan energik memiliki kemiripan dengan Ralph Hasenhüttl yang dikenal dengan permainan intens dan cepat, utamanya saat ia masih melatih di RB Leipzig dan Southampton," ulas Bundesliga.
"Kedua pelatih mengharuskan skuat tim untuk selalu bugar dan memanfaatkan transisi cepat dan mampu menekan lawan secara efektif dan semua pemain diminta untuk tak kenal lelah mengejar bola selama 90 menit,"
Seoane termasuk salah satu pelatih di Bundesliga yang suka dengan pemain berlari cepat. Hal itu bisa dilihat dari pemain Gladbach yang direkrutnya seperti Tim Kleindienst. Pemain satu ini termasuk pelari cepat di Bundesliga musim 2023/2024.
Selain itu, salah satu fakta menarik soal pelatih anyar Kevin Diks ini ialah ia fasih banyak bahasa. Lahir dan punya kewarganeraan Swiss, Seoane punya darah keturunan Spanyol dari sang ayah. Selain bahasa Jerman dan Spanyol, Seone fasih bahasa Inggris, Prancis, Italia dan Portugis.
Baca Juga: Kevin Diks Lancar, Pemain Papua Ini Malah Dilarang PSSI Gabung Bayern Munchen