Suara.com - Pundit menjadi elemen penting di sepak bola. Seperti di Eropa, Indonesia juga memilikinya.
Beberapa pundit asal Indonesia yang terkenal di antaranya, Bung Towel, Coach Justin, Tyo Nugroho, Bung Ropan, dan masih banyak lagi.
Arti Kata Pundit
Pundit diketahui berasal dari Bahasa Sansekerta kuno, yakni pandit yang memiliki arti 'ahli' atau 'terpelajar'. Akan tetapi, istilah tersebut sering dipakai untuk orang yang menguasai bidang filsafat, agama, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Tips Aman Olahraga untuk Bumil, Bisa-bisanya Aaliyah Massaid Masih Main Bola saat Hamil 2 Bulan
Dalam sepak bola, kata pundit disematkan kepada seseorang yang ahli dan memiliki keilmuan di bidang tersebut. Biasanya mereka ini memiliki latar belakang jurnalis sepak bola, pemain, atau komentator.
Syarat Jadi Pundit
Coach Justin dalam podcast Sport77 menyampaikan syarat menjadi pundit. Menurutnya, seorang pengamat atau pundit tidak harus mantan pemain dan pelatih.
Dia menyebutkan, pundit harus memiliki pengetahuan sepak bola yang kuat. "Contoh gua tidak nonton sepak bola Indonesia, jadi gua nggak bisa buat (analisa) sepak bola Indonesia. Gua lebih nonton (liga) Inggris, Serie A, (kompetisi) Eropa. Jadi gua hanya bahasnya di situ," katanya dikutip.
Justin mengaku sudah lama menonton sepak bola, sekitar 10-20 tahun lebih.
Baca Juga: Dipantau Coach Timo, Pesepak Bola Putri Perebutkan Tiket JSSL Singapura di Supersoccer Arena Kudus
Selain memiliki pengalaman, seorang pundit harus bisa membawakan analisa dengan baik. "Kedua presentasi tidak boleh membosankan, karena banyak sekali orang ngantuk nonton. Bukan public speaking, tapi kayak karakter. Jadi harus ada (semacam) jokes-nya. Harus tahu, bisa. Harus membuat data yang disampaikan seolah-olah enak untuk ditonton," katanya.
Kemudian penampilannya harus merepresentatifkan seorang pengamat sepak bola. Syarat lainnya wajib menonton pertandingan sepak bola.
Sementara itu, apakah harus pemain sepak bola? Coach Justin tidak sepakat. Meskipun hal tersebut akan menjadi nilai tambah. "Bukan pengalaman dia sebagai pengalaman bermain bola, tapi data yang dia sampaikan seperti apa maka dari itu tidak hanya di Indonesia di luar negeri mayoritas yang jadi pandit itu wartawan," katanya.
"Gua nggak pernah lihat background yang penting disampaikan ada yang pernah gua denger itu dokter dia menyampaikan bagus ya saya apresiasi," imbuhnya.
Pengamat sepak bola lainnya, Bung Ropan mengaku pengalaman sebagai wartawan menjadikannya sebagai seorang pundit.
"Latar belakang saya itu seorang wartawan. Wartawan adalah yang memilih spesifik sepak bola. Saya tidak memilih cabang lain basket, bulutangkis. Jadi saya benar-benar fokus sepak bola. Sampai diundang di TV saya bisa berbicara dengan baik dengan pengalaman-pengalaman meliput kejuaraan dunia, kejuaraan Eropa itu menjadi bekal yang kuat sebagai seorang pundit," kata Bung Ropan dilansir dari Jebreeet Tv media.