Suara.com - Pernyataan gelandang naturalisasi Timnas Indonesia, Marc Klok, memicu polemik dan mendapat respons negatif dari masyarakat. Netizen pun ramai-ramai menyinggung perjalanan karier Marck Klok yang disebut penuh drama. Seperti apa?
Dalam wawancaranya dengan ESPN Belanda, Marc Klok menyebut mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, sebagai diktator di ruang ganti. Mantan asisten Shin Tae Yong, Kim Jong-jin, membantah tuduhan tersebut dalam podcast Close the Door bersama Deddy Corbuzier. Meski tidak mewakili pendapat pribadi Shin Tae Yong, klarifikasi dari Kim Jong-jin membuat publik penasaran tentang apa yang terjadi di balik pemecatan Shin Tae Yong di saat Timnas Indonesia berada pada momen penting menuju babak kualifikasi ketiga Piala Dunia 2026.
Gelandang naturalisasi asal Belanda, Marc Klok, akhirnya mendapatkan julukan sebagai pemain pembohong setelah publik mengetahui kebenarannya. Tudingan Marc Klok menjadi bumerang bagi dirinya sendiri setelah Kim Jong-jin menegurnya. Pemain Persib itu kemudian meminta maaf dan menyebut ada kesalahan dalam penerjemahan ucapannya dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.
Media Belanda pun mengubah narasi berita yang menjadi polemik tersebut. Namun, semua sudah terlambat. Publik terlanjur kecewa dengan perlakuan gelandang Persib Bandung itu.
Baca Juga: Benarkah STY Diktator? Begini Arti Terjemahan Wawancara Marc Klok dengan Media Belanda
Karier Marc Klok
Perjalanan karier Marc Klok pun menjadi sorotan. Ditemukan informasi bahwa Marc Klok berbohong kepada mantan pelatihnya di Eropa dulu, agar bisa menjadi pemain sepak bola di Indonesia.
Sebelum menjadi pemain PSM Makassar, Marc Klok adalah pemain sepak bola di Dundee United, sebuah klub sepak bola di Skotlandia. Marc pernah menceritakan detail kepindahannya dari Dundee ke PSM saat wawancara dengan jurnalis Voetbal International.
Marc Klok mengakui mendapatkan tawaran pindah ke Indonesia tak lama setelah memperpanjang kontrak di Dundee. Tawaran itu datang dari mantan pemain, Frank Van Eijs. Marc tergiur dengan iming-iming bahwa ia dapat menjadi superstar Asia jika bermain di Indonesia.
Marc pun mencari cara agar bisa menjadi pemain bebas transfer pada saat kontraknya dengan Dundee belum berakhir. Ia bertemu manajer klub, lalu mengatakan ingin pensiun. Namun, Marc justru mengemasi barang-barangnya dan terbang ke Makassar. Sesampainya di Makassar, ia mendapatkan perlakuan istimewa, seperti sopir pribadi, pengawal, dan tinggal di vila dekat pantai dengan tujuh kamar.
Baca Juga: Orang Dalam PSSI Umumkan Kabar Buruk Mitchel Bakker: Susah, Berat
Sebelum menandatangani kontrak dengan Dundee United, Marc Klok memupuk kemampuan sepak bolanya di akademi Utrecht. Pria kelahiran 20 April 1993 ini juga pernah bermain di berbagai klub Eropa, termasuk Ross County di Skotlandia dan Oldham Athletic di Inggris.
Titik balik karier Marc Klok terjadi saat ia tiba di Indonesia pada tahun 2017 ketika bergabung dengan PSM Makassar. Ia tampil sebagai pilar lini tengah dan membantu tim meraih Piala Indonesia pada tahun 2019. Marc Klok kemudian berpindah ke Persija Jakarta dan berhasil menjuarai Piala Menpora 2021 bersama tim.
Setelah itu, ia melanjutkan karier sebagai pemain di Persib Bandung. Ia resmi menjadi warga negara Indonesia pada 12 November 2020. Hingga kini, Marc sudah mencatatkan keberhasilan bermain di lapangan dengan menyumbangkan empat gol untuk Timnas Indonesia.
Sejak kontroversi ucapan Marc Klok yang menuding Shin Tae Yong sebagai diktator menyebar, nama Marc Klok yang sebelumnya cukup dibanggakan sebagai pemain dengan kemampuan tinggi kini harus menghadapi krisis kepercayaan publik. Netizen memenuhi unggahan terbaru di Instagram Marc Klok dengan sindiran agar ia tidak terus berbohong.
Sementara itu, Shin Tae Yong, pelatih Timnas Indonesia, sebelumnya memberikan kepercayaan besar pada Marc Klok. Ia memilih Marc Klok untuk menjadi salah satu pemain Timnas Indonesia U-22 yang bertanding di SEA Games 2011. Pada saat itu, Timnas Indonesia berhasil meraih medali emas. Hingga kini, Shin Tae Yong belum memberikan tanggapan langsung terkait pernyataan Marc Klok.
Kontributor : Mutaya Saroh