Suara.com - Silsilah keluarga Jairo Riedewald semakin jelas seiring makin derasnya kabar jika pemain Royal Antwerp tersebut akan segera dinaturalisasi PSSI.
Proses naturalisasi Riedewald juga sudah dikonfirmasi oleh Menpora Dito Ariotedjo. Selain itu, pelatih anyar Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, juga mengabarkan sudah membujuk sang pemain.
Jika tidak ada halangan, proses naturalisasi Riedewald diprediksi akan rampung sebelum Timnas Indonesia melakoni dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret 2025.
Selain proses naturalisasinya, silsilah keluarga pemain berusia 28 tahun itu juga ramai diperbincangkan. Lantas, bagaimana silsilah keluarga dari Jairo sendiri?
Baca Juga: Timnas Indonesia U-17 Bantai Klub Binaan Coach Justin dengan Skor 13-0
Silsilah Keluarga Jairo Riedewald
Jairo Jocqium Riedewald ini lahir di kota Haarlem, Belanda, pada 9 September 1996. Ia lahir dari orang tua yang sama-sama berdarah campuran.
Ibu Jairo dikabarkan memiliki darah campuran, yakni Belanda dan Ambon, Maluku. Selain itu, nenek Jairo juga disebut punya darah keturunan Manado.
Kini nenek Jairo dikabarkan berada di Suriname. Hal itu sempat dikabarkan oleh Hasani Abdulgani.
“Kabarnya Jairo keturunan dari Suriname. Namun minggu lalu seseorang mengontak saya, mengatakan cucunya ingin bermain untuk Timnas, “Siapa cucunya,” tulis Hasan Abdulgani via Instagram pribadinya.
Baca Juga: Top Skor Bangkok United Pamer Dimasakin Pratama Arhan: Chef Indonesia
“Dia sekarang bermain di Crystal Palace,” jawab beliau. Jairo Riedewald? Bukankah Jairo turunan Suriname? “Neneknya Jairo, adik saya. Kami berasal dari Manado,” jawab beliau,” lanjutnya.
Jika garis keturunan ibunya mengalir darah Indonesia, ayah Jairo Riedewald dikabarkan berasal dari Suriname dan seorang mantan pesepak bola, meski tidak bermain secara profesional.
“Ayah lahir dan besar di Suriname dan ibu saya separuh Indonesia separuh Belanda. Jadi saya sebenarnya campuran Suriname, Indonesia, dan Belanda,” kata Jairo dilansir dari Indisch4ever.
“Ayah saya juga bermain sepak bola di level teratas. Tak secara profesional, tapi ia dulu bagus. Saya benar-benar termotivasi olehnya,” lanjutnya.
Kontributor: Aditia Rizki