Suara.com - Calon pemain Timnas Indonesia Jairo Riedewald menjalani karier tak mudah sebagai pesepak bola. Sejak usia muda, ia harus berlatih keras layaknya pemain profesional.
Latihan berat dialami oleh Riedewald saat bergabung ke akademi Ajax. Sebelumnya ia mendapat ilmu sepak bola di akademi sepak bola kota kelahirannya, Haarlem, Belanda.
Pemain kelahiran 9 September 1996 itu setiap hari harus mengikut sejumlah program latihan yang dirancang oleh pelatih fisiknya Bas Burning.
Dalam wawancara dengan salah satu media Belanda, NOS pada 29 September 2015, eks pemain Crystal Palace itu bahkan sampai kehilangan jam tidur.
"Tidur bukan lagi pilihan bagi Riedewald," tulis media Belanda itu. Di usia 16 tahun, ritme kehidupan Riedewald berubah total. Tiap hari ia selalu menjalani satu atau dua sesi latihan fisik.
![Pemain keturunan Indonesia, Jairo Riedewald saat membela Royal Antwerp. [Dok. IG/@royal_antwerp_fc]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/17/70912-pemain-keturunan-indonesia-jairo-riedewald-saat-membela-royal-antwerp.jpg)
Lalu dilanjutkan dengan sesi latihan kompeitis, setelah ia makan dan lanjut berolahraga. "Itu melelahkan dan sulit," ucapnya.
Yang menarik, sesi latihan berat itu tak serta merta membuat Riedewald mendapat kepercayaan penuh dari pelatih Ajax saat itu, Ronald de Boer.
Eks Barcelona itu sempat mengatakan bahwa kekurangan Riedewald ialah tidak memunculkan sosok monster yang ada di dalam dirinya. Maksud dari De Boer ialah Riedewald punya sisi lain untuk bisa terus menempa diri ke level tertinggi.
"Jairo punya bakat tapi monster dalam dirinya perlu dibangunkan," kata De Boer. Pernyataan de Boer ini diamini oleh Riedewald.
Baca Juga: Indra Sjafri: Patrick Kluivert Orang Baru, Saya Sudah 14 Tahun Pegang Timnas
"Monster itu belum sepenuhnya terbangun. Tetapi saya memiliki agresifitas dalam permainan saya dan saya sadar apa yang harus saya lakukan," jelas pemain yang satu angkatan dengan Jeffrey Bruma itu.