Suara.com - Eks pemain FC Eindhoven dan Kozakken Boys, Quentin Jakoba bakal mendampingi Patrick Kluivert di Timnas Indonesia.
Informasi bahwa ia jadi bagian dari staf kepelatihan Timnas Indonesia era Kluivert disampaikannya lewat unggahan di akun Instagram miliknya.
Quentin Jakoba nantinya bakal mendapat tugas sebagai pelatih fisik. "Bangga menjadi bagian tim ini sebagai pelatih fisik," tulisnya pada unggahan Instastory.
Lantas siapa Quentin Jakoba dan seperti apa rekam jejaknya pasca pensiun dini sebagai pesepak bola?
Baca Juga: Terungkap! Elkan Baggott Dekat dengan Musuh Timnas Indonesia
Jakoba mengawali karier sebagai pemain profesional di klub Willem II. Pada 2004 ia bergabung ke tim U-17, lalu promosi ke tim U-19. Empat tahun kemudian Jakoba pindah ke Eindhoven.
Setelah itu, ia bermain di Kozakken Boys dan ASWH. Pada 2020, Jakoba putuskan untuk pensiun dini dari sepak bola. Ternyata ada alasan khusus mengapa Jakoba memutuskan untuk pensiun dini.
Jakoba mengaku bahwa ia pensiun dini sebagai pesepak bola karena alasan pribadi. Ia mengaku mementingkan bisnis yang dibangunnya dibanding karier di lapangan hijau.
"Alasan utama saya berhenti bermain sepak bola adalah karena saya semakin sibuk dengan bisnis saya," kata Jakoba seperti dilansir dari AD.nl
Bisnis yang dibangun oleh Jakoba ialah Q Motivation, sebuah tempat gym dan sasana yang berlokasi di Beatrixhaven, Werkendam, Belanda.
"Saya melihat bahwa sepak bola menghambat pertumbuhan (bisnis) saya, perusahaan saya. Saya mungkin bisa bermain sepak bola selama tiga tahun lagi, tetapi perusahaan ini adalah masa depan saya," ujar Jakoba.
Menariknya meski saat ini berstatus sebagai pelatih fisik, Jakoba ternyata pernah mengakui bahwa olahraga yang dilakukannya siang dan malam saat sebagai pesepak bola merupakan rutinitas yang melelahkan.
"Saya pulih lebih lambat setelah pertandingan atau cedera. Dulu latihan mudah bagi saya, tetap sekarang latihan menjadi semakin menuntut secara fisik," jelasnya.
"Meskipun saya terlibat dalam olahraga setiap hari. Namun keduanya sangat berbeda. Olahraga yang menggunakan otot sangat berbeda," sambung Jakoba.
Jakoba pada 2020 kemudian mendapat pekerjaan sebagai pelatih fisik di tim nasional Curacao yang kala itu dilatih oleh Guus Hiddink.
Ia mengaku sangat pekerjaan itu sebagai tantangan dan kehormatan. "Saya pikir ini merupakan tantangan dan kehormatan yang fantastis untuk dapat dilakukan,"
"Senang sekali bisa tetap aktif di dunia sepak bola dalam peran ini setelah karier saya di sepak bola. Tentu ini merupakan bonus khusu karena saya berkesempatan untuk merasakan langsung pelatih seperti Guus Hiddink," sambungnya.