Suara.com - Tim nasional sepak bola Indonesia resmi melakukan perubahan pada jajaran pelatih. Alex Pastoor, pelatih asal Belanda, kini ditunjuk sebagai asisten pelatih untuk mendampingi Patrick Kluivert, yang memegang kendali sebagai pelatih kepala. Pengumuman ini disampaikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Rabu, 8 Januari 2025.
Sebagai asisten pelatih, Pastoor akan berperan penting dalam mendukung strategi dan arahan Kluivert. Pengalamannya melatih berbagai klub di Eropa dinilai menjadi aset berharga yang diharapkan mampu membawa dampak positif bagi perkembangan sepak bola nasional. Dengan wawasan serta pendekatan yang dimilikinya, Pastoor diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas permainan tim Garuda.
Penunjukan ini menumbuhkan optimisme di kalangan masyarakat Indonesia, yang berharap duet Patrick Kluivert dan Alex Pastoor dapat membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi. Dengan strategi baru dan dukungan pelatih berpengalaman, publik menantikan perubahan signifikan dalam performa tim nasional di masa mendatang.
Silsilah Alex Pastoor
Baca Juga: PSSI Sodorkan 10 Nama Pelatih Lokal untuk Jadi Asisten Patrick Kluivert
Sebuah fakta menarik muncul terkait Alex Pastoor, asisten pelatih baru Timnas Indonesia. Meskipun berasal dari Belanda, Pastoor memiliki keterkaitan sejarah dengan Indonesia. Berdasarkan jejak keluarganya, diketahui bahwa leluhur Alex Pastoor, tepatnya kakek dari kakeknya, berasal dari Bandung. Hal ini menjadikan nama keluarganya, "Pastoor," terdengar tak asing bagi masyarakat Bandung, mengingat adanya kemiripan dengan nama jalan "Pasteur," sebuah kawasan ikonik di kota tersebut.
Asal-usul ini menjadi sorotan karena menggambarkan hubungan historis antara Alex Pastoor dan Indonesia, menciptakan ikatan emosional yang unik. Kehadirannya di Timnas Indonesia juga menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan naturalisasi, yang jika terwujud, dapat menjadi simbol baru dalam kerja sama sepak bola antara Indonesia dan Belanda.
Profil Alex Pastoor
Alex Pastoor, lahir pada 26 Oktober 1966, telah menempuh perjalanan panjang di dunia sepak bola, mulai dari seorang pemain berbakat hingga menjadi pelatih yang dihormati. Berkarier sebagai gelandang, ia memulai perjalanan profesionalnya di klub Volendam pada 1989 dan menjadi bagian penting tim hingga 1995.
Pastoor kemudian melanjutkan kariernya di SC Heerenveen di Belanda, sebelum merambah liga internasional dengan bermain untuk KRC Harelbeke di Belgia dan Austria Lustenau di Austria. Pengalaman bermain di berbagai negara memberikan wawasan luas dalam memahami sepak bola, baik dari sisi teknis maupun strategis. Karier bermainnya berakhir pada tahun 2001, menandai transisi menuju dunia kepelatihan.
Baca Juga: Timnas Indonesia akan Ketambahan 3 Sosok Baru dari Belanda, Analis hingga Pelatih Kiper
Karier Alex Pastoor
Setelah pensiun sebagai pemain, Alex Pastoor memulai karier kepelatihannya dengan menjadi pelatih muda di AZ Alkmaar pada musim 2001–2002. Di sana, ia mengasah kemampuannya dalam membina pemain muda sebelum mengambil posisi sebagai pelatih kepala di klub amatir AFC '34 dari 2002 hingga 2005.
Langkah internasionalnya dalam kepelatihan dimulai pada 2005, ketika ia menjabat sebagai pelatih tim cadangan Fenerbahçe untuk musim 2005–2006. Sekembalinya ke Belanda, Pastoor menjadi asisten pelatih Gertjan Verbeek di SC Heerenveen dari 2006 hingga 2008, sebuah periode penting dalam membangun kemampuan strateginya.
Pada musim 2008–2009, ia menjadi pelatih muda di Feyenoord, salah satu klub papan atas Belanda. Kariernya semakin bersinar pada 2011 ketika ia dipercaya melatih NEC Nijmegen. Di klub tersebut, Pastoor membawa inovasi taktis yang memberikan dampak signifikan terhadap performa tim.
Pada 8 Januari 2025, diumumkan bahwa Alex Pastoor resmi bergabung dengan tim nasional Indonesia sebagai asisten pelatih. Ia akan bekerja bersama Patrick Kluivert dan Denny Landzaat untuk mendukung pengembangan sepak bola Indonesia di kancah internasional. Penunjukan ini menjadi langkah penting dalam karier kepelatihannya, memperluas kontribusinya ke level internasional.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama