Penolakan tersebut dilandasi oleh rasa solidaritasnya terhadap perjuangan masyarakat Maluku, yang menurutnya mengalami ketidakadilan di Indonesia.
Denny Landzaat juga mengenang perjalanan keluarganya yang tiba di Belanda sebagai bagian dari eksodus tentara Maluku dan keluarga mereka setelah konflik dengan Republik Indonesia.
"Ibu saya datang ke Belanda dari Maluku pada usia 2 tahun bersama ribuan orang. Mereka ialah tentara dan keluarga yang pernah berperang bersama tentara Belanda melawan Republik Indonesia," ungkapnya seperti dilansir dari Voetbal International.
Denny Landzaat bahkan pernah menambahkan simbol perjuangan Maluku pada atribut sepak bolanya, sebuah tindakan yang menggambarkan kedekatan emosionalnya dengan isu tersebut.
Meskipun pandangannya kontroversial, hal ini mencerminkan komitmennya terhadap identitas dan asal-usulnya.
Jika Denny Landzaat benar-benar bergabung dengan Timnas Indonesia, pengalamannya sebagai pemain dan pelatih dapat menjadi aset berharga bagi skuad Merah Putih.
Kehadirannya di staf kepelatihan dapat memberikan warna baru, baik dari segi strategi permainan maupun dinamika di dalam tim. (Voetbal International)